Canggih! Teknologi Robotik Bisa Tangani Nyeri Lutut di Usia Lanjut

Kondisi ini dapat semakin parah hingga merusak sendi jika tidak ditangani dengan tepat. Spesialis Ortopedi Konsultan Pinggul dan Lutut di Mayapada Hospital Surabaya Prof Dr dr Dwikora Novembri Utomo, SpOT(K) menerangkan osteoartritis adalah kondisi tulang rawan yang melapisi sendi lutut mengalami pengikisan atau penipisan sehingga tulang-tulang di lutut saling bergesekan dan menimbulkan rasa nyeri, kaku, bengkak, dan keterbatasan gerak.

"Pada kasus yang lebih berat, operasi seperti Arthroscopy dapat dilakukan untuk melihat dan menangani masalah sendi, atau dapat pula dilakukan tindakan Total Knee Replacement (TKR) untuk mengganti sendi lutut yang rusak dengan sendi buatan (implan) dari logam atau plastik khusus," jelas Prof Dwikora, dalam keterangan tertulis, Kamis (12/6/2025).

Menurut Prof Dwikora, kondisi ini dapat ditangani mulai dari terapi non-operatif seperti pemberian obat anti-inflamasi, obat anti-radang (kortikosteroid) yang disuntikkan ke bagian sendi yang sakit, hingga fisioterapi. Jika kondisi tidak membaik dengan pengobatan awal, tindakan operatif bisa menjadi pilihan.

Tak perlu khawatir jika harus menjalani operasi, karena dapat ditangani di Mayapada Hospital Surabaya yang kini menjadi rumah sakit pertama di Jawa Timur dan Indonesia Timur yang dilengkapi teknologi bedah robotik canggih, VELYS™ Robotic-Assisted Solution, untuk tindakan TKR.

Teknologi bedah robotik ini hadir melengkapi layanan Orthopedic Center Mayapada Hospital Surabaya, di mana dengan teknologi ini, keseluruhan anatomi dan pergerakan lutut pasien ditampilkan secara real-time dalam format 3D selama operasi, sehingga implan dapat dipasang secara presisi dan seimbang untuk memberikan kenyamanan serta hasil optimal bagi pasien.

"Teknologi VELYS™ Robotic-Assisted Solution semakin mendukung tim dokter dalam mengambil keputusan yang terpersonalisasi sesuai kondisi masing-masing pasien. Selain itu, teknologi ini juga memberikan manfaat langsung bagi pasien dengan minim rasa nyeri, waktu operasi yang lebih singkat, menurunkan risiko komplikasi dan mempercepat proses pemulihan, sehingga pasien dapat bergerak lebih nyaman pascaoperasi dan segera kembali beraktivitas," ungkap Prof Dwikora.

Meski demikian, tim dokter tetap perlu menegakkan diagnosis untuk menentukan tindakan lanjutan yang tepat. Proses ini dilakukan dengan dukungan teknologi pencitraan seperti MRI dan CT Scan guna memperoleh gambaran akurat mengenai kondisi lutut pasien.

"Setiap pasien memiliki kondisi yang unik, sehingga kami melakukan evaluasi menyeluruh dan berkolaborasi dengan tim dokter spesialis serta subspesialis, termasuk melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan," imbuh Prof Dwikora.

Tak hanya menerangkan penanganan yang tepat, Prof Dwikora juga menekankan pentingnya langkah pencegahan yang dapat dilakukan para lansia, mulai dari berolahraga secara rutin, menerapkan pola makan yang sehat, dan menjaga berat badan yang ideal. Langkah ini dapat dipandu oleh dokter spesialis gizi maupun fisioterapis untuk membantu pasien menerapkan gaya hidup sehat yang berkelanjutan.

Jika mulai merasakan keluhan nyeri lutut, segera konsultasikan ke dokter spesialis ortopedi di layanan khusus tulang, sendi, dan otot seperti Orthopedic Center Mayapada Hospital menyediakan layanan komprehensif mulai dari deteksi dini, diagnosis, tindakan dan terapi, hingga perawatan pasca-tindakan.

Khusus yang berada di area Surabaya atau Jawa Timur, Anda bisa menjadwalkan konsultasi ke Orthopedic Center Mayapada Hospital Surabaya, karena di sini Anda memiliki pilihan penanganan yang lebih canggih dengan bedah robotik.

Hospital Director Mayapada Hospital Surabaya dr Bona Fernando, MD, FISQua menuturkan pihaknya selalu memberikan pelayanan kesehatan yang berpusat pada pasien (patient-centered care) bersama tim dokter multispesialis di Orthopedic Center Mayapada Hospital Surabaya yang berpengalaman menangani kasus tulang dan sendi secara advanced.

Layanan ini juga didukung oleh Orthopedic Board yang terdiri dari tim dokter Spesialis dan Subspesialis Orthopedi Mayapada Healthcare yang berkolaborasi dalam inovasi layanan, pengembangan SDM, dan standardisasi layanan Orthopedi Center Mayapada Hospital.

"Dengan kelengkapan teknologi medis mutakhir seperti VELYS™ Robotic-Assisted Solution, kami dapat semakin meningkatkan kenyamanan pasien (patient experience) dan keamanan pasien (patient safety)," kata dr Bona.

Untuk mendapatkan penanganan yang tepat, pasien dapat membuat jadwal konsultasi dokter dengan mudah melalui aplikasi MyCare untuk melihat jadwal praktik dokter dan unit rumah sakit Mayapada Hospital terdekat.

MyCare juga dapat dipergunakan untuk memantau kebugaran tubuh melalui fitur Personal Health untuk menghitung langkah harian, kalori terbakar, detak jantung, hingga Body Mass Index (BMI). Berbagai edukasi kesehatan serta informasi promo layanan kesehatan di Mayapada Hospital dapat dibaca melalui fitur Health Articles & Tips.

Unduh MyCare di Google Play Store atau App Store, dan nikmati reward point berupa potongan harga untuk pengguna baru di berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

(anl/ega)mayapada hospitalosteoartritisnyeri lututbedah robotik

Tiap 5 Menit, 2 Warga di RI Meninggal karena TBC

"Setiap lima menit ada dua yang wafat. Kita bicara di acara ini, yang wafat karena TBC mungkin sudah 20 lebih," katanya, dalam dialog bersama warga di Kabupaten Bogor, Rabu (11/6/2025).

TBC, yang sejatinya dapat disembuhkan dengan pengobatan rutin, justru menjadi penyebab kematian tertinggi dari penyakit menular di Indonesia. Penundaan diagnosis, kurangnya kesadaran, serta pengobatan tidak tuntas disebut sebagai penyebab utama tingginya angka kematian ini.

"Masalahnya, selesainya (konsumsi obat) itu enam bulan. Minumnya setiap hari, pilnya banyak, lebih dari empat. Tapi kita harus sabar, tidak apa-apa, daripada tidak sembuh," jelas Menkes.

Menkes menegaskan penyakit ini mematikan bila tidak diobati dengan benar. Ia mengingatkan masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan pengobatan lengkap, serta menyerukan empat langkah penting untuk pemerintah daerah, yakni menemukan kasus, segera diobati, menyelesaikan pengobatan, dan memberikan terapi pencegahan pada orang yang kontak erat.

"Kalau tidak ditemukan dan diobati sampai sembuh, dia menular, dia mematikan," tegas Menkes.

Program penanggulangan TBC ini juga menjadi bagian dari prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. "Beliau terkejut melihat kematian TBC ini tinggi sekali," ujar Budi.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (Bappisus), Aries Marsudiyanto, juga menyoroti bahaya laten TBC yang terus menelan korban jiwa. Ia mendorong masyarakat untuk aktif melapor dan mendukung program Temukan, Obati, Sampai Sembuh (TOSS), sembari menepis hoaks yang menghambat penanganan.

Menkes mengakhiri dialog dengan wanti-wanti TBC bisa dicegah dan diobati, tetapi jika diabaikan, bisa membawa kematian."Begitu ketahuan, dikasih obat, dia berhenti kok penularannya. Obatnya ada, dan kalau selesai, dia sembuh," pungkasnya.

Sebagai catatan, gejala TBC relatif bervariasi, tetapi wajib waspada bila mengeluh batuk terus-menerus lebih dari 2 minggu, berdahak maupun tidak, pada kasus lanjut batuk bisa berdarah. Keluhan ini juga disertai demam berkepanjangan yang umumnya muncul pada sore atau malam hari.

Berkeringat di malam hari meski tanpa aktivitas berat, penurunan berat badan drastis tanpa sebab jelas, nafsu makan menurun, cepat lelah atau merasa lemah.

Video: Bio Farma Berharap Vaksin Tuberkulosis Diproduksi di IndonesiaVideo: Bio Farma Berharap Vaksin Tuberkulosis Diproduksi di Indonesia(naf/kna)tuberkulosistbckematiandeteksi diniindonesiagejala tbc

Protes Kebijakan Menkes, Sejumlah Guru Besar FKUI Ingin Temui Prabowo

Sekitar 100 Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) kembali menyuarakan keresahan mereka terkait tata kelola kesehatan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. Para guru besar menegaskan telah kehilangan rasa percaya ke Menkes, sehingga ingin berdialog dengan Presiden Prabowo Subianto.

"Kami tidak lagi dapat mengembalikan kepercayaan kami kepada Menteri Kesehatan untuk memimpin reformasi dan tata kelola kesehatan yang inklusif, adil, dan berlandaskan bukti serta kebijaksanaan kolektif bangsa dalam mencapai tujuan program Asta Cita," tulis pernyataan Guru Besar Indonesia Berseru Jilid 2 yang diterima detikcom.

Salah satu guru besar FKUI Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH menuturkan pihaknya membuka pintu lebar-lebar jika Presiden Prabowo ingin berdiskusi dengan para akademisi.

"Kami sangat berterima kasih kalau bapak Presiden mau bertemu dengan 372 guru besar. Kami mengidam-idamkan bertemu dengan pak Presiden langsung," kata Prof Ari kepada awak media di FKUI, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025).

Senada, Guru Besar FKUI Prof Dr dr Siti Setiati, SpPD-KGer, M.Epid, FINASIM menuturkan bahwa pihaknya sebelumnya telah mengirim surat langsung ke Presiden Prabowo.

"Saya kira surat kami sudah sampai ya, karena sudah ada respons dari Istana, 'Akan diperhatikan suara-suara dari guru besar itu sangat penting, akan kami perhatikan'," kata Prof Siti.

"Tapi baru sampai situ, belum ada lanjutannya. Itu yang kami tunggu sebetulnya, apakah kami dipanggil. Kalau bisa kita ngobrol deh dari hati ke hati, kami juga bisa memberikan penjelasan ke beliau (Prabowo) kenapa kami melakukan aksi seperti ini," tutupnya.

Terkait aksi protes para guru besar FKUI terkait tata kelola pelayanan kesehatan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Juru Bicara (Jubir) Kemenkes drg Widyawati menuturkan pihaknya bersedia jika pihak akademisi mengundang untuk berdialog.

"Kemenkes sudah mengundang untuk dialog, namun menyayangkan tidak hadir. Kemenkes siap hadir kalau diundang oleh oleh mereka. Tata kelola kolegium merupakan amanat Undang-Undang Kesehatan. Mari kita semua mematuhi UU yang ada," kata drg Widyawati saat dihubungi detikcom, Kamis (12/6/2025).

Merasa Melihat Penampakan Hantu? Bisa Jadi Tanda Kondisi Medis Ini

Pernahkah kamu merasa melihat penampakan hantu dalam kondisi tertentu? Bukan karena gangguan makhluk halus, ternyata ada penjelasan medis di balik fenomena tersebut. Beberapa kondisi kesehatan dapat menyebabkan seseorang mengalami halusinasi visual, sehingga tampak seperti melihat 'penampakan'.

Dikutip dariIFL Science, berikut ini beberapa masalah medis yang mungkin menjadi penyebabnya:

Sleep paralysis atau kelumpuhan saat tidur biasanya terjadi setelah memasuki fase rapid-eye movement (REM), fase ketika seseorang mengalami mimpi yang terasa paling nyata. Orang yang mengalami sleep paralysis seringkali merasa sadar, tak bisa bergerak, dan berhalusinasi.

"Hal inilah yang sering menjadi penyebab utama dari pengalaman 'paranormal'," kata pakar psikologi anomalistik, Profesor Chris French.

Kualitas tidur yang buruk juga bisa menjadi pencetus munculnya 'penampakan'. Penelitian menunjukkan orang yang kurang tidur di malam hari memiliki kecenderungan percaya pada hantu atau hal aneh lainnya seperti alien.

Dalam survei yang dilakukan terhadap 8.853 orang soal kepercayaan paranormal dan kualitas tidur, ditemukan kepercayaan tersebut lebih umum pada orang yang memiliki masalah insomnia.

Pada tahun 1921, sebuah laporan yang diterbitkan dalam American Journal of Ophthalmology menceritakan kisah sebuah keluarga yang pindah ke rumah baru dan mulai mengalami gangguan mistis. Misalnya, sang ayah merasa diawasi di malam hari dan anak-anaknya mulai sakit, pucat, serta kehilangan minat bermain.

Akhirnya terungkap pemanas rumah mereka rusak dan menjadi sumber kebocoran karbon monoksida. Kebocoran itu membuat mereka mengalami gangguan kesehatan dan gangguan-gangguan mistis.

Satu tim peneliti mencoba menciptakan sebuah ruangan 'berhantu'. Mereka melakukannya dengan memanipulasi lingkungan rumah tersebut dengan medan elektromagnetik dan infra-suara.

Sebanyak 79 partisipan diminta menghabiskan 50 menit di dalam ruang khusus yang telah dibangun. Meski banyak dari mereka melaporkan berbagai sensasi aneh, ternyata hal ini tidak berkaitan dengan kondisi ruangan yang dieksperimenkan.

Hal ini menunjukkan sugestibilitas adalah faktor terbesar. Jika seseorang diberitahu bahwa sebuah ruangan atau rumah itu berhantu, maka lebih mungkin juga seseorang mengalami kejadian paranormal.

NEXT: Bisa jadi ada kelainan otak

Dalam sebuah penelitian, pria yang sedang menjalani perawatan eksperimental untuk epilepsi dipasangi elektroda di bagian fusiform gyri, bagian otak yang berperan penting dalam pengenalan visual dan pola.

Peneliti mengirimkan denyut listrik ke area tersebut dan pasien mulai melihat ilusi wajah di mana-mana, termasuk wajah asli seseorang. Halusinasi ini disebut facephenes oleh tim peneliti, tapi hanya orang-orang tertentu yang dapat melihatnya.

Infeksi jamur yang ada di rumah juga bisa menjadi salah satu pemicunya. Tim peneliti di Universitas Clarkson, New York menyelidiki hubungan antara rumah berhantu dan jamur.

Tim tersebut berhasil mengumpulkan data dari 27 lokasi (13 dianggap berhantu) dan menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan secara statistik antara lokasi berhantu dan jamur.

Respons Guru Besar FKUI soal Usulan Pencopotan Menkes

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) sekaligus jubir Presiden Prabowo Subianto, Prasetyo Hadi, merespons munculnya usulan pencopotan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. Prasetyo menuturkan pihaknya telah mendengar aspirasi tersebut.

"Nah itu bagian dari evaluasi-evaluasi kita tentu mendengarkan aspirasi dari masyarakat, terutama masyarakat kedokteran, teman-teman dokter kan adalah individu-individu atau insan-insan pilihan," kata Prasetyo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (23/5/2025).

Menanggapi hal ini, salah satu guru besar FKUI Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH menuturkan reshuffle kabinet merupakan hak prerogatif Presiden Prabowo Subianto.

Saat ditanya jika ke depannya benar-benar ada pergantian di kursi Menteri Kesehatan, Prof Ari menegaskan sosok baru yang mengisi tak harus berlatar belakang dokter.

"Apabila Menteri tersebut bisa berkomunikasi dengan baik, bisa ngobrol dengan baik. Apa yang menjadi saran dari kami, itu diterima dan dilaksanakan, dan yang terpenting kita punya semangat yang sama," kata Prof Ari di FKUI, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025).

Pada hari ini, Kamis (12/6/2025) sekitar 100 Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menggelar aksi 'Guru Besar Indonesia Berseru Jilid 2' di Aula FKUI di Gedung IMERI FKUI, Salemba, Jakarta Pusat.

"Ketika seruan ini tidak memberikan perubahan, kami akan menyampaikan seruan berikutnya," kata Prof Ari.

"Sampai saat ini tidak ada pemikiran para guru besar ini untuk mogok. Sejatinya justru kami ingin anak-anak ini tetap sekolah. Kami tidak akan mogok kerja, mogok segala macam, kami cinta mahasiswa kami," tutupnya.

Terkait aksi protes para guru besar FKUI terkait tata kelola pelayanan kesehatan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Juru Bicara (Jubir) Kemenkes drg Widyawati menuturkan pihaknya bersedia jika pihak akademisi mengundang untuk berdialog.

"Kemenkes sudah mengundang untuk dialog, namun menyayangkan tidak hadir. Kemenkes siap hadir kalau diundang oleh oleh mereka. Tata kelola kolegium merupakan amanat Undang-Undang Kesehatan. Mari kita semua mematuhi UU yang ada," kata drg Widyawati saat dihubungi detikcom, Kamis (12/6/2025).

Sederet Kasus Medis ‘Batu’ di Tubuh Pasien, Ada di Ginjal hingga Miss V

Jakarta- Sejumlah kasus medis adanya pembentukan 'batu' di banyak organ tubuh. Berikut potret batu yang berhasil dikeluarkan dokter, dari ginjal, empedu, hingga vagina.

Ahli urologi asal Brasil, Dr. Thales Andrade, berhasil mengangkat 35 batu dari kandung kemih seorang pasien. Batu-batu tersebut diduga terbentuk akibat kebiasaan pasien yang sering mengonsumsi minuman bersoda. (Foto: Instagram/ drthalesandrade)

Seorang pria berusia 52 tahun di Nepal datang ke rumah sakit karena keluhan anyang-anyangan, nyeri di perut bagian bawah, hingga menghasilkan urine berlebihan selama 10 tahun. Setelah diperiksa, dokter menemukan adanya batu kandung kemih besar berukuran 11 cm x 9 cm x 8,5 cm dengan berat 726 gram pada tubuh pria tersebut. (Foto: International Journal of Surgery Case Reports).

Seorang perawat di Aceh, Fuji Assahar, membagikan penampakan batu yang dikeluarkan dari kandung kemih pasiennya. Pasien tersebut diketahui telah mengeluhkan gejala selama lebih dari empat tahun. Fuji menerangkan, batu terbentuk akibat sisa-sisa urine yang tertinggal di kandung kemih, lalu saling menempel dan mengeras seiring waktu. (Foto: TikTok/@fujiasshar, atas izin yang bersangkutan)

Jurnal Urology Case Reports mempublikasi kasus yang terjadi pada wanita muda berusia 27 tahun. Ia mengeluhkan sulit menahan buang air kecil, penurunan nafsu makan, muntah, hingga sakit perut yang parah. Setelah diperiksa, ternyata ada 'batu' seukuran jeruk besar di antara organ panggulnya. Batu vagina yang bersarang di antara organ panggulnya itu sangat besar, sehingga menekan kandung kemihnya. (Foto: Jurnal Urology Case Reports).

Seorang wanita 20 tahun di Taiwan kecanduan boba hingga mengeluhkan nyeri parah di punggung bawahnya dan demam. Setelah diperiksa, ternyata ada lebih dari 300 batu ginjal di tubuhnya akibat kebiasaan itu. (Foto: Dokumentasi Chi Mei Medical Centre)

Sebuah video viral menunjukkan batu ginjal yang berbentuk seperti jahe di dalam tubuh pasien wanita berusia 45 tahun. Hal ini ditemukan setelah wanita tersebut mengeluhkan sakit pinggang selama lebih dari dua tahun. (Foto: TikTok/@fujiassahar)

Penampilan Baik Bantu Anak Hindari Bullying-Tingkatkan Kepercayaan Diri

Pada anak usia 5-13 tahun, anak sedang memasuki masa di mana sedang aktif-aktifnya mengeksplor hal baru. Seperti minat, hobi, hingga teman-teman baru.

Salah satu hal yang kerap diabaikan oleh orang tua yaitu penampilan. Faktanya, penampilan anak sangat mempengaruhi kepercayaan dirinya dalam pergaulan.

Akibat sering mengabaikan penampilan, anak-anak kerap mengalami insecure bahkan kasus terburuknya yaitu bullying atau perundungan. Dikutip dari Haibunda, bullying dapat mempengaruhi kesehatan mental, fisik, dan emosional.

Ini juga dapat menyebabkan cedera fisik, masalah sosial atau emosional dan dalam beberapa kasus. Anak-anak yang dibully lebih mungkin mengalami depresi, kecemasan, dan terkadang kerusakan harga diri jangka panjang.

Korban sering merasa kesepian. Beberapa korban mungkin membalas dengan kekerasan yang ekstrem dan tiba-tiba.

Maka dari itu, sebagai orang tua perlu membangun kembali keterampilan emosionalnya dengan mengajak anak melakukan kegiatan positif lain. Sebab, kehilangan rasa percaya diri merupakan salah satu dampak negatif dari bullying.

Ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan untuk mencegah bullying seperti berolahraga, melakukan hobi, atau kegiatan-kegiatan lainnya. Selain itu, orang tua juga bisa mengajak anak memperbaiki penampilan seperti rambut.

Perlu diketahui, keringat yang bercampur bakteri dapat menyebabkan rambut anak, khususnya anak laki-laki menjadi bau dan mempengaruhi kepercayaan dirinya. Maka dari itu, perlu langkah-langkah agar rambut anak tetap keren saat beraktivitas.

"Perawatan diri, termasuk bagaimana gaya menata rambut, memainkan peran penting dalam pembentukan identitas seorang anak," ujar psikolog anak terkenal Dr Julianne Holt – Lunstad dikutip dari laman Safe Search Kids, Rabu (14/5/2025).

Salah satu produk yang membuat penampilan anak semakin keren yaitu pomade. Namun, harus tetap diperhatikan ya bagaimana cara memilih produk yang diformulasi khusus anak-anak dan kandungannya.

Biasanya pomade mengandung DMDM Hydantoin. Dikutip dari WebMD, DMDM hydantoin adalah pengawet dan zat antimikroba yang ditemukan dalam berbagai macam kosmetik dan produk skin care dan hair care.

DMDM Hydantoin melepaskan formaldehyde untuk mengawetkan produk. Paparan formaldehyde dapat menyebabkan dermatitis kontak alergi, rambut rontok, iritasi, hingga memicu kanker.

Untuk merapikan rambut dan styling pada rambut Si Kecil, direkomendasikan menggunakanPUREKIDS Hair Gelyang juga menjaga gaya rambut selama 5-7 jam. Dengan kandungan antiseptic untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab bau apek makanya rambut si kecil tidak bau apek meskipun sudah bermain di outdoor atau di terik matahari.

PUREKIDS Hair Gel mengandung Pro Vitamin B5, Aloevera, Glycerin yang menutrisi dan menghidrasi rambut. Kandungan ini juga menghaluskan kutikula rambut termasuk rambut yang keras, rambut keriting sehingga mudah ditata sesuai dengan gaya yang diinginkan.

Dilengkapi dengan maltitol dan sorbitol, PUREKIDS Hair Gel mampu membuat rambut ditata sesuai gaya yang diinginkan.

Hadir dalam warna kuning, Frisky Bergamot dengan aromacitrus ozonicyang menyegarkan. Varian ini cocok digunakan oleh anak-anak dengan karakter aktif, ceria, dan penuh semangat.

Aromanya membantu menciptakan kesan segar sepanjang hari dan Frosty Apple hadir dalam warna biru dengan aromaapple-peachyang manis dan menenangkan. Varian ini ideal untuk anak yang senang berimajinasi, kreatif, dan memiliki kepribadian yang tenang.

Aromanya yang lembutmembuat rambut anak lebih harum. Cara menggunakannya pun cukup ikuti langkah-langkah berikut:

Cara menggunakannya juga mudah dengan mengikuti beberapa langkah berikut ini:

Yuk, segera tingkatkan kepercayaan diri anak denganPUREKIDS Hair Gel. Dapatkan produk ini di toko offline maupun onlinedi sini.

India Ketar-ketir Dihantui Varian Baru COVID-19 Rekombinan XFG, Ini Gejalanya

Di tengah maraknya lonjakan kasus COVID-19, India telah melaporkan 6.815 kasus COVID-19 aktif hingga Selasa(11/6/2025). Sebanyak 324 kasus infeksi baru dan 3 kematian telah dilaporkan dalam 24 jam terakhir. Kerala tetap menjadi negara bagian yang paling terdampak dengan 2.053 kasus aktif, diikuti oleh Gujarat (1.109), Benggala Barat (747), Delhi (691), dan Maharashtra (613).

Menurut data Konsorsium Genomik SARS-CoV-2 India (INSACOG), 163 kasus varian COVID baru XFG baru-baru ini terdeteksi di seluruh India. Kasus XFG dilaporkan di Maharashtra, Tamil Nadu, Kerala, Gujarat, Benggala Barat, dan Andhra Pradesh. Maharashtra melaporkan jumlah kasus XFG tertinggi dengan 89 infeksi.

Adapun varian XFG adalah varian rekombinan yang berasal dari dua varian, LF.7 dan LP.8.1.2, dalam kasus ini.

Epidemiolog Dicky Budiman, menuturkan XFG adalah salah satu contoh varian rekombinan, yaitu hasil dari gabungan materi genetik dari dua varian berbeda yang menginfeksi seseorang secara bersamaan. Biasanya, kedua varian yang menginfeksi seseorang tersebut bertukar sebagian materi genetiknya

"Hasilnya, adalah virus baru yang membawa kombinasi sifat dari kedua varian induknya," ucapnya saat dihubungi detikcom, Selasa (12/6/2025).

Terkait varian rekombinan seperti XFG ini, lanjut Dicky, terdapat beberapa hal yang perlu diwaspadai. Menurutnya, varian rekombinan bisa saja menggabungkan kemampuan penularan tinggi dari satu varian dan kemampuan menghindari sistem kekebalan dari varian sebelumnya.

Meski begitu, belum tentu juga varian rekombinan XFG dapat menyebabkan peningkatan keparahan penyakit.

"Oleh karena itu, surveilans genomik sangat penting, agar kita bisa mendeteksi rekombinan seperti XFG sejak dini dan melihat apakah ia menunjukkan perubahan perilaku yang signifikan," lanjutnya lagi.

Dikutip dari India TV, gejala XFG mirip dengan varian COVID-19 lainnya, termasuk:

8 Gejala Diabetes ‘Tak Biasa’ yang Muncul di Anak Muda

Anak-anak muda kini juga rentan mengidap diabetes, baik diabetes tipe 1 atau tipe 2. Di anak muda, ada beberapa gejala atau tanda-tanda 'tak biasa' yang muncul, tapi kerap diabaikan.

Dikutip dari Times of India, ada banyak peringatan dini terkait kolesterol pada anak-anak muda yang seringkali disalahartikan atau diabaikan. Pasalnya, tanda-tanda ini mungkin dianggap tampak tidak berhubungan dengan kondisi diabetes itu sendiri.

Berikut adalah gejala diabetes 'tak biasa' yang bisa muncul di anak muda.

Umumnya, bercak gelap ini sering dianggap sebagai kotoran, kondisi akibat gesekan, atau daki (kotoran). Namun, area kulit yang gelap di leher atau ketiak bisa saja tanda dari akantosis nigrikans, yang dikaitkan dengan resistensi insulin.

Bila kadar insulin terlalu tinggi, maka sel-sel kulit akan bereproduksi dengan cepat, sehingga menyebabkan kulit menjadi lebih tebal dan gelap.

Ketika gula darah berfluktuasi, itu tidak hanya memengaruhi tubuh, tetapi juga otak. Hal ini membuat adanya perubahan suasana hati yang tiba-tiba, mudah tersinggung, atau bahkan kesedihan yang tidak dapat dijelaskan karena kadar glukosa yang tidak stabil.

Sugar craving adalah keinginan yang sangat kuat untuk mengonsumsi gula bahkan setelah makan. Ini bisa menjadi tanda-tanda bahwa insulin dalam tubuh tidak bekerja dengan baik.

Biasanya, setelah makan kadar glukosa akan stabil. Namun, ketika resistensi insulin berkembang, sel-sel tidak menyerap gula dengan baik, sehingga tubuh tetap menginginkan lebih.

Gula darah yang tinggi dapat menciptakan lingkungan yang ideal bagi jamur untuk berkembang biak, terutama di area lembab seperti ketiak, selangkangan, atau di sela-sela jari tangan dan kaki.

Pada anak-anak muda, infeksi jamur yang berulang, rasa gatal yang tidak dapat dijelaskan, atau bercak merah mungkin dianggap sebagai masalah kulit ringan. Padahal, ini bisa menjadi tanda peningkatan kadar glukosa.

Kadar gula darah yang berfluktuasi dapat memengaruhi lensa mata, mengubah bentuknya untuk sementara waktu, sehingga penglihatan akan kabur untuk sementara waktu dan nantinya kembali normal.

Bagi anak-anak muda yang terbiasa bekerja atau menghabiskan waktunya di depan layar handphone atau laptop, ini seringkali dianggap sebagai efek dari lamanya terpaku di layar.

NEXT:Penurunan Berat Badan Tiba-tiba

Ketika tubuh tidak bisa mendapat energi dari gula (glukosa), tubuh mulai memecah otot dan lemak sebagai bahan bakar. Hal ini dapat menyebabkan penurunan berat badan tiba-tiba.

Pada anak-anak muda, ini mungkin dianggap sebagai perubahan yang positif. Padahal, penurunan berat badan yang tiba-tiba, terlebih disertai dengan kelelahan dan rasa haus bisa menjadi tanda masalah yang lebih serius.

Kelebihan glukosa dalam darah dapat menarik air dari jaringan, sehingga tubuh akan mudah dehidrasi. Ginjal jadinya akan bekerja lebih keras dalam membuang gula tersebut, sehingga rasa ingin buang air kecil juga akan meningkat. Kondisi ini biasanya akan disertai dengan mulut yang kering dan lengket.

Saat glukosa tidak dapat diserap dengan baik oleh sel, tubuh tidak akan mendapatkan bahan bakar yang dibutuhkannya. Hal ini membuat seseorang akan merasa lelah terus menerus, bahkan setelah tidur atau istirahat.

Babak Baru Protes Guru Besar FKUI: Tak Percaya Menkes, Ingin Temui Prabowo

Sekitar 100 guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) kembali menggelar orasi, memprotes kebijakan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menawarkan dialog.

Juru bicara Kemenkes RI, drg Widyawati, MKM, buka suara soal 'Seruan Jilid II' dari Salemba yang dihadiri sekitar 100 guru besar FK UI. Protes yang disampaikan para guru besar kurang lebih sama seperti seruan sebelumnya, yakni kolegium yang dinilai tidak independen, mutasi secara sepihak dan nihil transparansi, hingga framing yang memicu citra buruk para dokter Indonesia.

Para guru besar FK UI kini menegaskan tidak lagi memercayai Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebagai pimpinan dalam sektor kesehatan. "Kami tidak lagi dapat mengembalikan kepercayaan kami kepada Menteri Kesehatan untuk memimpin reformasi dan tata kelola kesehatan yang inklusif, adil, dan berlandaskan bukti," tutup para guru besar dalam keterangan yang mengatasnamakan 372 Guru Besar.

Menurut Widyawati, Kemenkes RI sebetulnya berupaya membuka dialog dengan mengundang lebih dari 10 guru besar sejumlah fakultas kedokteran 23 Mei lalu. Namun, seluruhnya menolak hadir.

Ia menyesalkan sikap penolakan kehadiran dalam dialog, lantaran seharusnya bisa menjawab sejumlah keresahan atau keluhan.

"Kemenkes sudah mengundang untuk dialog namun menyayangkan tidak hadir," tegasnya saat dihubungi detikcom Kamis (12/6/2025).

Wanita yang akrab disapa Wiwid itu menekankan Kemenkes RI terbuka bila nantinya ada undangan diskusi dari para guru besar, dalam bentuk atau forum apapun.

"Kemenkes RI siap hadir kalau diundang oleh mereka. Sementara soal tata kelola kolegium, merupakan amanat undang-undang kesehatan. Mari kita mematuhi undang-undang yang ada," pungkas dia.

NEXT:Tak Percaya Menkes, Lebih Ingin Temui Langsung Prabowo

Guru Besar FKUI, Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, menyampaikan, pihaknya membuka diri untuk berdialog langsung dengan Presiden Prabowo Subianto. Ia menekankan pentingnya keterlibatan para akademisi dalam menyuarakan aspirasi demi perbaikan sistem kesehatan.

"Kami sangat berterima kasih jika Bapak Presiden bersedia bertemu dengan kami, para guru besar. Kami sungguh mengharapkan pertemuan langsung dengan beliau," beber Prof Ari di Kampus FKUI Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025).

Pernyataan senada juga disampaikan oleh Prof. Dr dr.l Siti Setiati, SpPD-KGer, M Epid, FINASIM. Ia mengungkapkan bahwa surat permohonan audiensi telah dikirim langsung ke Istana.

"Saya kira surat kami sudah sampai karena sudah ada tanggapan dari pihak Istana. Mereka mengungkapkan bahwa suara guru besar akan diperhatikan," ujarnya.

Namun hingga kini, lanjut Prof. Siti, belum ada tindak lanjut terkait permintaan pertemuan tersebut. Ia berharap dapat berdiskusi langsung dengan Presiden secara terbuka.

"Kalau bisa, kami ingin berbicara dari hati ke hati. Kami ingin menerangkan alasan di balik aksi dan pernyataan kami ini," tutupnya.