IKEA Tarik Alat Dapur yang Picu Lepasnya Potongan Logam-Tertelan Bersama Makanan

Masalah ini teridentifikasi setelah dilakukan penyelidikan internal. Meskipun belum ada laporan kejadian, IKEA tetap mengambil langkah pencegahan demi menjaga keselamatan pelanggan.

Produk yang ditarik adalah alat pemeras bawang putih berwarna hitam dengan batang tanggal produksi (YYWW) antara 2411 hingga 2522. Produk ini juga dapat dikenali melalui logo IKEA yang tertera pada pegangan bagian atas.

Dikutip dari Straits Times, investigasi menemukan alat tersebut berisiko melepaskan potongan logam kecil saat digunakan, yang berpotensi tertelan bersama makanan.

IKEA mengimbau seluruh pelanggan untuk segera berhenti menggunakan produk ini dan menghubungi toko IKEA terdekat untuk mendapatkan pengembalian dana penuh. Bagi pelanggan yang kesulitan mengidentifikasi produk melalui logo, tetap diperbolehkan untuk mengembalikannya tanpa bukti tersebut.

IKEA juga mendorong pelanggan untuk menyebarkan informasi ini, demi mencegah potensi risiko lebih lanjut bagi pengguna lain.

Video WHO soal Risiko Kesehatan Global Terkait Penyakit Misterius Kongo: RendahVideo WHO soal Risiko Kesehatan Global Terkait Penyakit Misterius Kongo: Rendah(naf/kna)ikeaalat dapurpemeras bawang putihrisiko kesehatanpotongan logamproduk berbahaya

Rahasia di Balik Diet Mentimun ala Pria Jepang, Turun 11 Kg dalam 2 Bulan

Koki bernama Nozaki Hiromitsu ini berasal dari daerah Fukushima, wilayah yang ada di timur laut Jepang. Daerah tersebut memang dikenal dengan produksi mentimunnya.

Lantas, bagaimana cara diet mentimun untuk menurunkan berat badan?

Ada dua aturan sederhana dalam diet ini, yaitu konsumsi 1-2 mentimun sebelum setiap makan dan kunyah setidaknya 20 kali di setiap gigitan. Dikutip dari VN Express, dengan strategi tersebut orang yang menjalaninya masih bisa menikmati makanan mereka, asalkan tetap mengonsumsi asupan yang sehat dan berolahraga.

Menurut Nozaki, makan mentimun mentah membantunya mengendalikan nafsu makan dan meminimalisir ngemil. Ide ini muncul setelah dirinya melakukan pemeriksaan medis pada tahun 2011. Dia dinyatakan mengidap penyakit hati berlemak dan kolesterol tinggi, sehingga harus menurunkan berat badan.

Sebab itu, Nozaki mulai mengganti mentimun untuk makanannya setiap kali dirinya merasa lapar. Terkadang, dia bahkan mengganti sarapan dan makan malam dengan mentimun.

"Hasilnya, berat badan saya turun 11 kg dalam dua bulan, saya jadi lebih sering buang air kecil, dan perut saya mengecil," kata Nozaki.

Dia menuturkan, berat badannya sudah bertahan selama hampir lima tahun dan tidak pernah naik lagi. Berkat keberhasilannya, dia mendokumentasikan metode ini dalam bukunya "Kyuuri Taberu dake Diet" (Diet hanya dengan mentimun).

Seorang pemain sepakbola wanita, Maruyama Karina mengungkapkan bahwa dirinya mengalami penurunan berat badan 6,6 kg dan mengecilkan lingkar pinggang nya sebanyak 7,5 cm setelah tiga minggu menjalani diet ini. Selain itu, mantan anggota Morning Musume, Fukuda Asuka juga mencoba metode tersebut dan merasakan hal yang positif.

Mentimun dapat membantu menurunkan berat badan karena kandungan enzimnya yang meningkatkan metabolisme lemak. Selain itu, kandungan kaliumnya yang kaya bertindak sebagai diuretik membantu mengatur tekanan darah dan mengurangi retensi air serta pembengkakan.

Kandungan seratnya juga membantu mengatur kesehatan usus, mencegah sembelit, dan menghambat lonjakan cepat kadar gula darah dan kolesterol. Sementara, kandungan vitamin C dan beta-karotennya bermanfaat untuk pembuluh darah, selaput lendir, dan kesehatan kulit.

Hanya mengandung 45 kalori per 300 gram, mentimun bisa dimakan mentah, dibuat salad, sandwich, atau bisa menggantikan makanan berkalori tinggi.Video Gaya Hidup Sehat Amel Carla: Seimbangkan Ngemil dan Jadwal OlahragaVideo Gaya Hidup Sehat Amel Carla: Seimbangkan Ngemil dan Jadwal Olahraga(elk/tgm)penurunan berat badangaya hidup sehatdiet mentimun

Muncul COVID-19 Varian Nimbus, Perlukah Vaksin Baru? Ini Kata Wamenkes

Belakangan COVID-19 varian NB.1.8.1 atau varian Nimbus tengah menjadi sorotan lantaran memicu kenaikan kasus di beberapa negara seperti Thailand dan Singapura. Meski tidak menunjukkan gejala lebih parah, varian baru ini disebut memiliki kemampuan penyebaran yang lebih besar.

Berkaitan dengan hal ini, perlukah membuat vaksin baru untuk COVID-19? Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menuturkan hingga saat ini pembuatan vaksin baru belum diperlukan. Terlebih, belum ada regulasi baru terkait hal tersebut.

"Belum (perlu vaksin baru), belum ada regulasi untuk melakukan vaksinasi baru, nanti kita lihat situasinya," kata Dante ketika berbincang dengan awak media di Jakarta Timur, Kamis (12/6/2025).

Meski lebih mudah menular, varian-varian baru COVID-19 seperti Nimbus tidak memberikan gejala yang lebih berat, kecuali pada orang-orang yang memiliki masalah kesehatan lain atau komorbid. Orang yang memiliki komorbid dan memiliki gejala COVID-19 sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter.

Ini perlu dilakukan agar masalah kesehatan yang sudah tidak ada semakin parah akibat infeksi COVID-19.

"Harus tetap waspada. Kalau ada sakit-sakit, infeksi, cepat berobat ke dokter. Tetap menerapkan 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker) seperti dulu," kata Dante.

"Kemudian tidak terlalu harus khawatir. Karena pemerintah selalu melakukan mitigasi untuk kasus COVID ini. Kalaupun ada yang sakit, terutama risiko tinggi, harap cepat dibawa ke rumah sakit supaya tidak terjadi hal yang fatal," tandasnya.

Konsumsi Air Rebusan Lengkuas, Ini 5 Penyakit yang Bisa Diredakan

Sejak dulu, lengkuas terkenal dengan manfaat kesehatan dan manfaatnya dalam mengobati penyakit. Dengan mengonsumsi air rebusan lengkuas, penyakit apa saja yang bisa diredakan?

Air rebusan lengkuas bisa meredakan infeksi, sembelit, hingga kram otot. Berikut penjelasan lengkapnya:

Salah satu manfaat air rebusan lengkuas adalah meredakan penyakit karena berbagai ngeksi. Dikutip dari Healthline, penyakit yang bisa diredakan yaitu vibriosis atau infeksi karena makan kerang yang kurang matang.

Lengkuas mengandung vitamin C yang juga memiliki khasiat antiradang untuk mengurangi pembengkakan pada kandung kemih. Selain itu, kemampuan antioksidannya bermanfaat dalam membuang radikal bebas dan bakteri berbahaya dari tubuh.

Pada gilirannya, hal ini bisa membantu menghindari oksidasi sel-sel sehat dalam organ sistem ekskresi. Sehingga, pembuangan limbah dan sisa makanan yang tidak perlu dari tubuh dapat dipastikan dengan baik.

Lengkuas dapat secara efektif meredakan kondisi usus seperti sembelit dan gangguan pencernaan. Dikutip dari Netmeds, rempah ini mengandung serat makanan yang memastikan pergerakan usus setelah makan makanan berat. Hal tersebut penting untuk mengatur fungsi ginjal dan menyaring semua produk limbah beracun setelah mencerna makanan dan menyerap nutrisi yang dibutuhkan.

Kandungan magnesium dalam lengkuas dapat bermanfaat untuk meredakan kram otot. Selain itu, setelah melakukan latihan intensitas tinggi saat otot di lengan dan kaki tegang, minum air hangat dengan bubuk lengkuas bisa meredakan gejala nyeri dan ketidaknyamanan.

Ekstrak lengkuas bisa membantu mengatasi masalah pada otak. Menurut beberapa studi, khasiat ini karena lengkuas mampu meningkatkan kadar dopamin dalam tubuh.

Dopamin adalah neurotransmitter yang terlibat dalam proses penyaluran sinyal dalam otak. Kandungan flavonoid dalam lengkuas juga berfungsi menurunkan risiko terkena penyakit alzheimer dan parkinson.

Bioflavonoid dalam lengkuas secara signifikan mengurangi gejala kanker pankreas dan usus. Tak hanya itu, lengkuas juga memiliki kemampuan untuk menghilangkan kelebihan estrogen, hormon reproduksi wanita yang pada akhirnya mencegah kanker payudara.

Air rebusan lengkuas bisa dikonsumsi dari makanan berkuah ataupun minuman. Jika ingin membuat minuman dari rempah ini, detikers bisa memadukannya dengan serai, teh hijau, madu, dan susuVideo: Upaya Vidi Aldiano Hadapi Kasus di Tengah Kanker yang Kian MenyebarVideo: Upaya Vidi Aldiano Hadapi Kasus di Tengah Kanker yang Kian Menyebar(elk/tgm)rempahmanfaat lengkuasair rebusan lengkuas

Masalah Gigi dan Mulut Ternyata Paling Banyak Ditemukan saat Cek Kesehatan Gratis

Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, menyebut, masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan pada program CKG adalah masalah kesehatan gigi dan mulut.

"Masalah yang kita temui dari cek kesehatan gratis ini, yang paling tinggi adalah gigi. Saya baru sadar begitu periksa gigi saya ada bolongnya, beberapa juga diganti. Nah masalah kesehatan gigi ini tinggi sekali, terjadi di masyarakat Indonesia," ucapnya dalam konferensi pers, Kamis (12/6/2025).

"Dan saya akui memang kita kurang perhatian ke kesehatan gigi, padahal ini penting," lanjutnya lagi.

Senada, peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Iwan Ariawan juga menyebutkan lebih dari separuh dari peserta CKG memiliki masalah pada kesehatan gigi dan mulut, mulai dari gigi berlubang, gigi hilang gigi goyang, hingga gusi turun.

"Ini 50 sampai 60 persen mengalami masalah ini," ucapnya dalam acara yang sama.

Berdasarkan data CKG Februari-April 2025, berikut usia terbanyak yang mengalami masalah gigi dan mulut.

Menurut Iwan, temuan ini menunjukkan masalah kesehatan gigi dan mulut bukan sekadar isu estetika, melainkan berpotensi memicu gangguan kesehatan lain.

Karena itu, penting bagi masyarakat untuk mulai menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini, seperti menyikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi berfluoride, rutin memeriksakan gigi setiap enam bulan sekali, membatasi konsumsi makanan dan minuman tinggi gula dan asam, serta memperbanyak konsumsi buah dan sayur.

"Sebenarnya kita sudah tahu untuk kita menuju ke kesehatan gigi yang baik," imbuhnya lagi.Video: 120 Warga Sudah Cek Kesehatan di Puskesmas Menteng, Ini Temuannya!Video: 120 Warga Sudah Cek Kesehatan di Puskesmas Menteng, Ini Temuannya!(suc/suc)masalah gigikesehatan mulutcek kesehatan gratisgigi berlubangpuskesmas

Daftar Minuman yang Dapat Membersihkan Ginjal secara Alami

Menjaga kesehatan ginjal bisa dilakukan dengan mengonsumsi minuman yang sehat. Selain air putih, ada beberapa minuman yang bisa membantu membersihkan sera meningkatkan kesehatan organ ginjal. Apa saja?

Beberapa minuman yang dapat membantu menjaga kesehatan ginjal di antaranya teh, jus cranberry, dan jus lemon. Berikut penjelasannya.

Dikutip dari Healthline, beberapa teh yang bisa membantu membersihkan ginjal di antaranya, teh hijau dan teh hitam. Menurut sejumlah penelitian, mengonsumsi 2-4 cangkir jenis teh apapun, termasuk teh hijau dan teh hitam bisa membantu melindungi kesehatan organ ginjal. Teh hijau, umumnya mengandung katekin, yaitu antioksidan yang bisa membantu mengurangi peradangan dalam tubuh.

Cranberry mengandung senyawa yang bisa membantu mengurangi peradangan dalam tubuh. Dikutip dari laman GoodRx, kandungan dalam cranberry bisa membantu mengurangi kemungkinan terserang infeksi saluran kemih (ISK).

Peneliti meyakini, hal tersebut terjadi karena cranberry bisa membantu mencegah bakteri yang menempel pada saluran kemih. Selain itu, cranberry juga bisa mencegah penyakit pielonefritis dengan mengganggu bakteri di dinding ginjal.

Minum 3 gelas jus jeruk setiap hari bisa membantu menurunkan risiko terbentuknya batu ginjal kalsium oksalat. Manfaatnya bisa dirasakan pada orang dengan kondisi sehat atau orang dengan riwayat terbentuknya batu ginjal.

Meski demikian, penelitian lainnya menunjukkan bahwa manfaat ini hanya pada jenis batu ginjal yang langka, yaitu batu brushite.

Seperti jus jeruk, konsumsi jus apel juga bisa mengurangi risiko timbulnya kondisi batu ginjal kalsium oksalat. Sebuah penelitian dilakukan dengan mengumpulkan sampel urine dari 9 wanita sehat yang minum 2-4 cangkir jus apel selama 5 hari.

Peneliti menemukan bahwa kecil kemungkinan terbentuknya batu ginjal dari urine tersebut. Meski demikian, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait hal ini.

Kandungan sitrat yang tinggi dari jus lemon bisa membantu mencegah terbentuknya batu ginjal kalsium oksalat. Penelitian menunjukkan, konsumsi 59 ml jus lemon dua hari sekali bisa membantu munculnya batu ginjal bagi orang yang pernah mengidapnya.

Video: BPOM Sita-Umumkan 10 Obat Herbal Merusak Ginjal dan JantungVideo: BPOM Sita-Umumkan 10 Obat Herbal Merusak Ginjal dan Jantung(elk/tgm)kesehatan ginjaltehpembersihan ginjal

Temuan Menkes: Perempuan Lebih Antusias Ikut CKG, Singgung Umur Panjang

Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) telah berjalan selama empat bulan, sejak pertama kali diresmikan pada 10 Februari 2025. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan beberapa data menarik, salah satunya lebih banyak perempuan daripada laki-laki yang sudah melakukan CKG.

"Saya bisa sampaikan bahwa lebih banyak perempuan yang melakukan CKG daripada laki-laki. Jadi ini adalah panggilan buat saya sendiri sebagai laki-laki untuk memberikan contoh agar kita juga mau hidup lebih sehat," terang Menkes dalam konferensi pers daring, Kamis (12/6/2025).

"Data menunjukkan bahwa usia hidup rata-rata perempuan itu sudah di atas laki-laki. Saya rasa inilah penyebab salah satu karena kita laki-laki tidak serajin istri kita, anak kita yang perempuan yang melakukan CKG. Jadi, para laki-laki mengikuti rekan-rekan kita yang perempuan untuk melakukan cek kesehatan gratis," sambungnya.

Peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dr Iwan Ariawan juga mengungkapkan hal yang serupa. Berdasarkan data, jumlah masyarakat Indonesia yang sudah melakukan CKG sebanyak 8.623.665 orang.

Dari total tersebut, jumlah perempuan yang sudah melakukan program CKG sebanyak 5.366.372 (62,24 persen). Sementara laki-laki hanya 3.257.293 (37,76 persen).

"Kalau kita lihat, yang datang ini masih kebanyakan perempuan. Jadi 2 per 3-nya adalah perempuan. Padahal kita tahu, penduduk kita itu 50-50, 50 persen laki-laki dan 50 persen perempuan," jelas dr Iwan.

"Jadi yang laki-laki kesadarannya masih kurang untuk datang untuk melakukan cek kesehatan gratis," lanjutnya.

NEXT: Masalah kesehatan yang sering ditemukan

dr Iwan mengungkapkan salah satu masalah kesehatan yang sering ditemukan adalah kegemukan atau obesitas sentral. Kondisi ini dapat diperiksa melalui lingkar pinggang.

Pada pria, lingkar pinggang yang lebih dari 90 cm sudah termasuk obesitas. Sementara pada perempuan dapat dinyatakan obesitas jika lingkar pinggangnya lebih dari 80 cm.

"Ini 50 persen atau 1 dari 2 perempuan yang melakukan CKG itu ada obesitas sentral. Pada laki-laki, 1 dari 4, ini tinggi ya. Dan ini merupakan faktor risiko untuk penyakit berikutnya, yaitu hipertensi dan diabetes melitus," beber dr Iwan.

"Pada peserta CKG yang memiliki obesitas sentral itu kemungkinan dia memiliki tekanan darah tinggi atau diabetes itu satu setengah sampai dua kali lipat, jadi risikonya itu meningkat tinggi. Dan seperti yang kita tahu, bahwa kedua penyakit ini adalah risiko penyakit berikutnya yang lebih fatal yaitu jantung dan stroke," tambahnya.

Dari hasil temuan peserta CKG, sebanyak 20,9 persen mengalami hipertensi dan 5,9 persen didiagnosis diabetes. Orang-orang dengan kondisi ini, baik laki-laki maupun perempuan, sangat berisiko mengalami stroke, penyakit jantung, hingga gagal ginjal.

dr Iwan juga membeberkan data berdasarkan usianya. Orang-orang usia muda seperti 18 tahun sudah mengidap tekanan darah tinggi atau hipertensi. Di usia 40 tahun ke atas, itu ada 1 dari 3 orang mengidap hipertensi.

"Sedangkan untuk diabetes juga sudah dimulai dari pada usia muda. Dan pada usia 40 tahun ke atas, itu sudah 1 dari 10 orang mengalami penyakit gula darah tinggi atau diabetes," pungkasnya.

Ini Daftar Penyakit yang Paling Banyak Ditemukan saat Cek Kesehatan Gratis

Berdasarkan data CKG, ditemukan sejumlah masalah kesehatan yang cukup banyak dialami peserta. Temuan ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan kondisi kesehatannya sejak dini.

Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, menyebut, masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan pada program CKG adalah masalah kesehatan gigi dan mulut.

"Masalah yang kita temui dari cek kesehatan gratis ini, yang paling tinggi adalah gigi. Saya baru sadar begitu periksa gigi saya ada bolongnya, beberapa juga diganti. Nah masalah kesehatan gigi ini tinggi sekali, terjadi di masyarakat Indonesia," ucapnya dalam konferensi pers, Kamis (12/6/2025).

Senada, peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Iwan Ariawan juga menyebutkan lebih dari separuh dari peserta CKG memiliki masalah pada kesehatan gigi dan mulut, mulai dari gigi berlubang, gigi hilang gigi goyang, hingga gusi turun.

"Ini 50 sampai 60 persen mengalami masalah ini," ucapnya dalam acara yang sama.

"Hampir dari separuh peserta CKG ini punya masalah dengan giginya. Masalah ini maksudnya giginya goyang, giginya hilang, giginya berlubang, giginya turun," kata Iwan.

Proporsinya semakin tinggi sejalan dengan usia. Orang dengan usia 60+ tahun menjadi yang terbanyak mengalami masalah gigi, yaitu mencapai 85,4 persen. Iwan melanjutkan, ini harus menjadi perhatian, karena dari gigi mulut bisa menyebabkan penyakit yang lain.

Selanjutnya adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Penyakit ini cukup banyak ditemukan pada peserta dewasa atau 18 tahun ke atas. Pada usia 40 tahun ke atas, 1 dari 3 orang mengalami tekanan darah tinggi.

"Pada peserta cek kesehatan gratis 20,9 persen ada hipertensi," tambahnya.

Sebanyak 5,9 persen peserta cek kesehatan gratis juga mengidap diabetes. Penyakit ini juga sudah ditemukan di usia muda, mulai dari 18-29 tahun.

Pada usia 40 tahun ke atas, 1 dari 10 orang mengalami diabetes. Sekitar 8,3 persen dialami oleh orang dengan usia 40-59 tahun dan 12 persen dialami oleh orang dengan usia 60+ tahun.

Obesitas atau kelebihan berat badan juga banyak ditemukan pada peserta program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Salah satu jenis yang paling umum adalah obesitas sentral, yaitu penumpukan lemak di area perut. Obesitas sentral didefinisikan sebagai lingkar pinggang lebih dari 90 cm pada laki-laki dan lebih dari 80 cm pada perempuan.

"1 dari 2 perempuan yang melakukan cek kesehatan gratis itu ada obesitas sentral, dan laki laki seperempatnya 1 dari 4, tinggi ini," kata peneliti FKM UI, Iwan Ariawan, dalam konferensi pers, Kamis (12/6/2025).

Peserta Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang mengalami obesitas sentral memiliki risiko 1,5 hingga 2 kali lebih tinggi untuk menderita hipertensi dan diabetes. Padahal, kedua penyakit tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit serius lainnya, seperti jantung dan stroke.Video: Warga yang Ultah Januari Bisa Cek Kesehatan Gratis Sampai AprilVideo: Warga yang Ultah Januari Bisa Cek Kesehatan Gratis Sampai April(elk/suc)penyakit umumkesehatan gigicek kesehatan gratis

Guru Besar FKUI Ramai-ramai Protes Menkes, Dekan Beberkan Posisi Wamenkes di Kampus

Hal yang kemudian dipersoalkan adalah nihilnya komunikasi para Guru Besar FKUI dengan Wamenkes, sampai muncul seruan berjilid. Meski begitu, salah satu guru besar FKUI Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH menyebut komunikasi dengan Dante sebenarnya masih berjalan.

Sayangnya, menurut Prof Ari beberapa hal yang diutarakan tidak lantas ditindak lebih lanjut. Terlebih, menurutnya posisi Dante sebagai Wamenkes tidak bisa memiliki wewenang lebih banyak.

"Jadi betul memang Wamenkes guru besar, tapi terus terang ketika jadi Wamenkes itu freeze jabatan sebagai dosennya di-freeze. Beliau saat ini jabatan struktural sebagai Wamenkes," terang Prof Ari dalam konferensi pers, Kamis (12/6/2025).

"Apakah kami ada komunikasi dengan yang bersangkutan? Sering, tetapi pada kenyataannya kan narasi-narasi itu masih muncul, muncul dari Menkes. Jadi saya rasa saat Menkes-nya masih aktif, Wamenkes tidak banyak hal yang bisa dikerjakan," lanjutnya.

Seruan jilid II para Guru Besar FKUI menyoroti hilangnya kepercayaan mereka pada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Pasalnya, hingga kini, mereka menilai tidak ada perbaikan yang dilakukan Menkes.

"Kami tidak lagi dapat mengembalikan kepercayaan kami kepada Menteri Kesehatan untuk memimpin reformasi dan tata kelola kesehatan yang inklusif, adil, dan berlandaskan bukti," demikian seruan jilid II di Salemba, yang dihadiri sekitar 100 guru besar FKUI.

Video: Kasus Kanker Serviks di RI Capai 36 Ribu per TahunVideo: Kasus Kanker Serviks di RI Capai 36 Ribu per Tahun(naf/up)wamenkesdante saksonodante saksono harbuwonomenkesfkuidokter

Kembali Gelar Protes, Ini Seruan Sejumlah Guru Besar FKUI untuk Menkes

Pemerintah diminta lebih perlu fokus memastikan distribusi dokter dan ketersediaan alat juga tenaga kesehatan di daerah-daerah terpencil dan terluar, alih-alih terlalu banyak mengurusi susunan kepengurusan kolegium. Mengingat, kolegium menjadi 'peran penting' untuk menentukan kurikulum maupun kompetensi PPDS.

Bila kolegium tak lagi independen, hal ini dikhawatirkan bisa berdampak pada 'cetakan' dokter yang tidak sesuai standar kompetensi, berujung pada buruknya pelayanan.

"Kembalikan roh kami para ilmuwan yaitu kebebasan akademi, dengan demikian kami dapat mengelola pendidikan kedokteran dan memberikan layanan terbaik bagi masyarakat yang terus dimutakhirkan," seru Prof Dr Sulistyowati Irianto, M, A, yang membuka orasi Jilid II Protes Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), di Aula Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025).

Para guru besar juga menyesalkan keinginan Menkes Budi yang lebih banyak ingin PPDS berada di bawah rumah sakit pemerintah, alih-alih universitas. Hal ini dinilai menyalahi ketentuan dasar berjalannya PPDS dengan tiga entitas utama, yakni fakultas kedokteran, rumah sakit pendidikan, dan kolegium.

"Dengan ini kami menyerukan panggilan perhatian dan tindak nyata dari pemerintah atas keprhatinan yang telah kami sampaikan sebelumnya," lanjutnya.

"Kami tidak lagi dapat mengembalikan kepercayaan kami kepada Menteri Kesehatan untuk memimpin reformasi dan tata kelola kesehatan yang inklusif, adil, dan berlandaskan bukti," tutup para guru besar dalam keterangan yang mengatasnamakan 372 Guru Besar FKUI.

Dihubungi terpisah, juru bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), drg Widyawati, MKM, menegaskan Kemenkes RI sebelumnya sudah berupaya untuk mengundang dialog para guru besar terkait keprihatinan yang disampaikan.

Ia menyesalkan ketidakhadiran para guru besar tersebut dengan alasan ketidakterbukaan. Pihaknya memastikan terbuka untuk diskusi bersama bila diundang pada sebuah forum terbuka sesuai dengan keinginan para guru besar.

"Soal kolegium, tata kelola kolegium merupakan amanat undang-undang kesehatan. Mari kita mematuhi semua Undang Undang yang ada," jelasnya saat dihubungi detikcom Kamis (12/6).

Video Komisi IX Wanti-wanti Menkes Bicara Lebih Bijak ke MasyarakatVideo Komisi IX Wanti-wanti Menkes Bicara Lebih Bijak ke Masyarakat(naf/up)protes guru besarfkuimenteri kesehatanbudi gunadi sadikintata kelola kesehatankolegiumreformasi kesehatandistribusi dokter