5 Penyebab Backpacker Terlilit Utang Usai Liburan

travel35 Dilihat

Backpacker identik dengan wisatawan yang melakukan perjalanan dengan modal tas ransel dan membawa perlengkapan seadanya, boleh dibilang relatif hemat. Tetapi, ternyata ada lho backpacker yang justru boncos.

Merujuk laman Oxford Languages, backpacker adalah seseorang yang melakukan perjalanan wisata atau seseorang yang melakukan pendakian gunung dengan membawa perlengkapan penting di tas ransel mereka.

Sementara itu, dictionary.cambridge.org mengartikan backpacker lebih tegas dengan hemat. Yakni, orang yang melakukan perjalanan wisata dengan sebuah tas ransel, tidak menghabiskan banyak uang, dan menginap di penginapan yang terjangkau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetapi, ternyata tidak semua backpacker bisa berhemat. Sebaliknya, tidak sedikit yang justru terjerat utang usai liburan.

Berikut lima penyebab backpacker terlilit utang usai liburan:

1. Tidak membuat anggaran yang jelas dan realistis

Sangat penting membuat rencana perjalanan yang realistis dan traveler harus berkomitmen dengan batasan budget yang direncanakan. Banyakbackpakerrajin berburu promo akomodasi atau tiket pesawat ke suatu destinasi, tapi lupa menghitung budget transportasi, akomodasi, dan uang makan. Hingga saat mencapai destinasi, tanpa sadar mengalami overbudget.

Kekuatan sosial media membuat destinasi menjadi hype dan memancing para pemburu konten untuk berkunjung ke tempat-tempat hingga kafe hits. Tentu saja biaya liburan menjadi tidak terkendali karena mendatangi semua tempat hype demi konten.

Kartu kredit sering menjadi andalan untuk kondisi darurat atau kepepet bila traveling kehabisan uang. Hingga traveler sering kali lupa batasan hingga hutang menumpuk dan tagihan membengkak.

Butuh sekali untuk melakukan riset dan persiapan sebelum berkunjung ke sebuah destinasi, baik lokal maupun mancanegara. Seringkali traveler tak mencari tahu opsi murah seperti transportasi, makan, hingga akomodasi hingga mereka asal pilih karena terpaksa atau buru-buru.

Demi memenuhi gaya hidup dan konten, banyak traveler yang nekat mengambil pinjaman online atau pinjol, yang tentu saja bunganya tidak sedikit. Setelah liburan, bukannya lega malah harus mikirin hutang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *