Rosan Pastikan Danantara Siap Dukung Pembangunan Infrastruktur Nasional

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus CEO Danantara Rosan Roeslani memastikan pihaknya mengupayakan adanya investasi strategis untuk menghadirkan lapangan kerja baru. Hal ini untuk menjawab tantangan bonus demografi dengan dua juta kelahiran bayi setiap tahun di Indonesia.

"Karena ini tantangan untuk Indonesia bagaimana kita bisa menciptakan lebih banyak pekerjaan. Dan menciptakan pekerjaan adalah prioritas utama di Indonesia," kata Rosan dalam keterangan tertulis, Minggu (15/6/2025). Hal tersebut diungkapkan oleh Rosan saat menjadi pembicara di International Conference on Infrastructure (ICI) 2025, Kamis (12/6).

Rosan berharap Danantara menjadi magnet bagi investor global untuk menanamkan modal ke Indonesia, terutama dalam proyek infrastruktur dan industri hilirisasi yang kemudian dapat menciptakan lapangan kerja berkualitas tinggi bagi generasi muda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia pun menyoroti tantangan demografi, di mana dua juta bayi lahir setiap tahun, menuntut penciptaan peluang kerja secara berkelanjutan sebagai prioritas utama pembangunan jangka panjang yang inklusif dan produktif.

Dia pun menerangkan peran gandanya sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus CEO Danantara, sebuah badan baru yang mengelola aset lebih dari 900 miliar dolar Amerika Serikat (AS) lintas berbagai sektor strategis nasional.

Dia menyebut seluruh BUMN yang kini berada di bawah kendali Danantara, akan dioptimalkan untuk menciptakan nilai tambah melalui konsolidasi, privatisasi, serta kolaborasi erat dengan pelaku usaha swasta dalam maupun luar negeri.

"Tak mungkin membangun semua proyek besar sendirian, sehingga keterlibatan swasta menjadi kunci penting untuk menggarap berbagai potensi ekonomi nasional," ungkapnya.

Dia menyebutkan saat ini Danantara membawahi 50 BUMN serta 889 anak perusahaan, dan seluruhnya diarahkan untuk menghasilkan nilai ekonomi maksimal melalui efisiensi, inovasi, dan kemitraan strategis lintas negara.

Melalui Danantara, Rosan membuka peluang investasi bersama mitra internasional di berbagai sektor, dengan keyakinan bahwa kolaborasi ini akan mendatangkan keuntungan bersama dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

Sementara itu, Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menuturkan Danantara punya peran strategis dalam pembangunan infrastruktur.

"Kami berharap ada kolaborasi yang baik," tutup AHY.

Sebagai informasi, ICI 2025 dihadiri oleh jajaran Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih, Duta Besar negara sahabat, anggota MPR, DPR, dan DPD RI, Kepala Daerah, pimpinan dunia usaha, akademisi, serta mitra pembangunan.

Lebih dari 7.000 peserta tercatat mengikuti kegiatan ini, berasal dari Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Norwegia, Uni Emirat Arab, Tiongkok, Uni Eropa, Spanyol, Vietnam, Iran, Singapura, Turki, Hungaria, Myanmar, Denmark, Prancis, Inggris, Rusia, Jerman, Uruguay, Finlandia, Swiss, dan Azerbaijan.

Konferensi ini juga dihadiri oleh investor dan lembaga pembiayaan internasional terkemuka seperti Macquarie (Australia), GIC (Singapura), World Bank, International Finance Corporation (IFC), Asian Development Bank (ADB), dan The Asia Group.

Banyak Masyarakat Tak Melek Keuangan, Rawan Jadi Korban Penipuan

Peneliti dan Analis Kebijakan Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menyoroti semakin maraknya kasus penipuan keuangan, seperti scam dan fraud. Peneliti CIPS Muhammad Nidhal menilai urgensi perlunya upaya meningkatkan inklusi yang dibarengi dengan literasi.

Nidhal menerangkan rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sudah menyebut inklusi keuangan sebagai salah satu hal yang diprioritaskan, dengan target inklusi sebesar 91% pada tahun 2025, 93% pada tahun 2029 dan 98% pada tahun 2045. Upaya peningkatan inklusi perlu berbarengan dengan literasi keuangan.

"Literasi keuangan perlu menjadi salah satu fokus pemerintah dalam mengembangkan inklusinya. Terciptanya inklusi keuangan, atau penetrasi masyarakat unbankable untuk memiliki akses ke produk keuangan formal, harus dibarengi dengan literasi keuangan untuk menciptakan pemahaman dan kepercayaan," kata Nidhal dalam keterangannya, Minggu (15/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Nidhal, peningkatan pemahaman masyarakat mengenai tujuan finansial, perencanaan anggaran, dan keputusan keuangan akan dapat membantu mengurangi kesalahan dalam penggunaan produk keuangan, terutama dalam membedakan kebutuhan dan keinginan. Sementara pemahaman tentang produk keuangan, kegunaannya, risiko dalam konteks tujuan finansial, dapat mendukung keselarasan literasi keuangan dan inklusi keuangan dalam upaya menakar kebutuhan dan mencapai kesejahteraan.

Financial inclusion atau inklusi keuangan, lanjut Nidhal, dibutuhkan untuk membuka akses masyarakat kepada pemberdayaan ekonomi. Akses dibutuhkan, terutama, oleh mereka yang tergolong unbanked, kepada layanan keuangan, baik yang disediakan oleh bank maupun lembaga keuangan non-bank, seperti teknologi finansial atau fintech.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, tingkat inklusi keuangan Indonesia tahun 2025 mencapai 80,51%. Sementara, Indeks literasi keuangan berada di angka 66,46%.

Di sisi lain, pengakuan akan hak konsumen sendiri sudah ada pada Peraturan OJK Nomor 1/POJK.7/ tahun 2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan, yang menerapkan beberapa prinsip yaitu transparansi, perlakuan yang adil, keandalan, kerahasiaan dan keamanan data konsumen dan penanganan pengaduan serta penyelesaian sengketa konsumen secara sederhana, cepat dan dengan biaya yang terjangkau.

"Implementasi dari prinsip-prinsip tadi, antara lain, adalah konsumen berhak mendapatkan informasi yang jelas dan akurat terkait sebuah produk jasa keuangan. Para tenaga pemasar produk keuangan bertanggung jawab untuk menyampaikan semua informasi yang dibutuhkan konsumen untuk menghindari kesalahpahaman yang mungkin saja terjadi di kemudian hari," imbuh dia.

Nidhal menekankan konsumen berhak mengakses semua pelayanan dan produk jasa keuangan yang sesuai dengan kemampuan mereka. Perusahaan penyedia jasa keuangan juga wajib bertanggung jawab atas kerahasiaan data dan informasi para nasabahnya.

Pihaknya pun merekomendasikan adanya evaluasi pada konten program literasi keuangan serta metode penyampaiannya. Dari sisi konten, sementara di negara-negara seperti Amerika Serikat, program literasi keuangan dirancang untuk menjawab 'Tiga Besar' literasi keuangan, yakni berhitung, inflasi dan diversifikasi risiko.

Menurut dia, program literasi keuangan di Indonesia sebagian besar berkisar pada pengetahuan produk. Pemisahan antara literasi dan keuangan akan mempermudah pelacakan dan pemantauan program literasi. Namun pemisahan juga membutuhkan upaya lebih untuk mengedukasi konsumen dalam membuat keputusan keuangan yang aktual atau konkrit.

Pemisahan, tutur Nidhal, akan memberikan pemahaman yang lebih terarah untuk segmen masyarakat tertentu. Misalnya, untuk kelompok ibu rumah tangga, wiraswasta dan kelompok masyarakat yang tinggal di wilayah tertentu, seperti di perdesaan atau perkotaan.

Pembekalan dari kepala daerah, petugas dari dinas terkait di wilayah masing-masing dan juga dari pihak bank dan lembaga jasa keuangan lainnya juga dapat dilakukan untuk mengedukasi masyarakat terkait literasi keuangan.

"Pendekatan ekosistem sangat penting. Pihak-pihak tadi dapat berkoordinasi untuk secara rutin mensosialisasikan mengenai instrumen-instrumen yang ada dalam sektor jasa keuangan dan juga pengetahuan dasar. Sosialisasi ini sebaiknya dilakukan secara berkala dan dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari," tambah Nidhal

Pembangkit Terapung untuk Suplai Listrik Sulsel Mulai Beroperasi

PT PLN (Persero) melalui subholdingnya, PT PLN Indonesia Power mengoperasikan Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 2 atau Pembangkit Listrik Kapal dengan daya mampu netto sebesar 56,919 Megawatt (MW).

Pembangkit listrik inovatif yang terpasang pada kapal tongkang ini telah mencapai Commercial Operation Date (COD) pada tanggal 1 April 2025 yang berlokasi di Desa Wolo, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

BMPP Nusantara 2 merupakan hasil kolaborasi strategis antara PLN Indonesia Power dan PAL Indonesia, yang menandai pencapaian penting dalam pembangunan mobile power plant modern oleh putra-putri bangsa. Dengan kapasitas terpasang 60 MW, pembangkit ini terintegrasi dalam sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) dan menyumbang sekitar 3 persen dari total kebutuhan listrik di sistem tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menyampaikan bahwa kehadiran BMPP Nusantara 2 menjadi wujud komitmen PLN dalam menjamin keandalan pasokan listrik, sekaligus mendukung kebijakan energi nasional.

"BMPP Nusantara 2 adalah simbol kemajuan inovasi kelistrikan nasional. Dengan sistem pembangkit yang fleksibel dan mobile, kami mampu menjawab tantangan geografis Indonesia secara efisien. Ini juga menunjukkan kemampuan anak bangsa dalam merancang dan membangun pembangkit berbasis kapal bersama PAL Indonesia," ujar Edwin dalam keterangan resmi, Minggu (15/6/2025).

Lebih dari itu, operasional BMPP Nusantara 2 merupakan bagian dari dukungan PLN terhadap implementasi Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang dicanangkan pemerintah, serta sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam memperluas akses energi berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia dan memperkuat ketahanan energi nasional.

Selain menjamin keandalan sistem Sulbagsel, pembangkit ini juga memperkuat posisi PLN Indonesia Power dalam mengembangkan solusi kelistrikan yang tanggap terhadap kebutuhan wilayah dengan akses infrastruktur terbatas. BMPP menjadi alternatif strategis untuk penyediaan listrik yang cepat, andal dan fleksibel.

Pemerintah Buka Suara soal Heboh Beda Data Angka Kemiskinan Bank Dunia vs BPS

Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) buka suara soal heboh perbedaan data kemiskinan antara Bank Dunia dengan Badan Pusat Statistik (BPS). Data terakhir Bank Dunia menyebutkan angka kemiskinan di Indonesia melonjak drastis hingga menyentuh angka 194,6 juta jiwa sesuai hitungan baru Bank Dunia pada Juni 2025.

Namun, angka ini nampak jauh berbeda dengan hitungan kemiskinan yang terakhir kali dirilis BPS. Tingkat kemiskinan Indonesia per September 2024, dalam rilisan BPS, hanya sebesar 8,57% atau sekitar 24,06 juta jiwa.

Jubir PCO Dedek Prayudi menuturkan perbedaan data ini sebetulnya tak harus dipertentangkan. Sebab, dia menuturkan dua data tersebut sifatnya saling melengkapi karena tujuan dan desain datanya pun berbeda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena pada hakikatnya, dua data tersebut itu saling melengkapi, complementing each other. Karena tujuannya sudah berbeda, desainnya juga sudah berbeda," sebut Dedek dalam keterangan video yang diunggah di akun Instagram resmi PCO, Minggu (15/6/2025).

Menurutnya, data Bank Dunia didesain untuk komparasi internasional, untuk pemeringkatan, dan untuk mengidentifikasi global extreme poverty.

Data Bank Dunia menggunakan garis kemiskinan yang sama untuk semua negara yang berada di dalam satu grup. Kemudian dari garis kemiskinan tersebut lah dihitung jumlah orang miskin dalam suatu negara.

Dia menilai data Bank Dunia tidak bisa menangkap karakteristik lokal kemiskinan di sebuah negara. Sebab, harga-harga yang digunakan dalam perhitungannya ditetapkan lewat satu standar. Jelas harga-harga di tiap negara berbeda karena banyak faktor, mulai dari inflasi hingga kondisi geografis.

"Nah, data Bank Dunia tersebut akan tetapi tidak bisa menangkap lokal karakteristik atau bahkan tidak bisa memotret profil kemiskinan di sebuah negara. Ini yang jadi kelemahan data Bank Dunia," sebut Dedek.

Di sisi lain, sebetulnya dalam rilisan laporan resminya, Bank Dunia juga sudah memberikan peringatan perbedaan data kemiskinan dengan hitungan resmi setiap negara.

Dedek menerangkan dalam rilisnya, Bank Dunia mengungkapkan garis kemiskinan nasional suatu negara jauh lebih tepat untuk mendukung dialog kebijakan atau menargetkan program dalam menjangkau masyarakat termiskin.

"Jadi, Bank Dunia sendiri juga sudah menuturkan bahwa garis kemiskinan di masing-masing negara itu sebenarnya lebih tepat untuk menangkap profil kemiskinan terutama untuk membuat kebijakan," beber Dedek.

Di sisi lain, Dedek menerangkan Badan Pusat Statistik merilis data kemiskinan dengan tujuan untuk menangkap profil kemiskinan di Indonesia. BPS punya dua komponen untuk memperhitungkan hal tersebut.

Komponen pertama adalah dengan menghitung garis kemiskinan makanan. Standarnya, per hari orang Indonesia harus bisa mengkonsumsi 2.100 kalori per hari, bila tidak maka dianggap masuk dalam kategori miskin.

"Jadi, dianggap orang yang tidak bisa mengkonsumsi 2.100 kalori per hari itu orang miskin," tutur Dedek.

Selanjutnya, komponen yang kedua adalah komponen garis kemiskinan non-makanan. Komponen ini mengukur akses terhadap pendidikan, akses terhadap kesehatan, juga tempat atau hunian yang layak.

"Nah, dua komponen ini kemudian dilebur, di-merge, di-combine, lalu di-konversi menjadi nominal menggunakan harga di Indonesia. Maka lahirlah kemudian garis kemiskinan di Indonesia yang dikeluarkan atau dirilis oleh BPS. Maka kemudian mereka yang pengeluarnya di bawah garis kemiskinan dianggap miskin dan kita keluar dengan angka 8%," papar Dedek.

Harga Patokan Ekspor Konsentrat Tembaga Naik Lagi

Harga Patokan Ekspor (HPE) komoditas konsentrat tembaga (Cu ≥ 15 persen) kembali naik pada paruh kedua Juni 2025 atau 15-30 Juni 2025. HPE rata-rata ditetapkan sebesar US$ 4.606,40 per Wet Metrik Ton (WMT).

Angka ini naik 1,20% dibandingkan paruh pertama Juni 2025 yang sebesar US$ 4.552,47 per WMT. Penetapan HPE tertiang dalam Keputusan Menteri Perdagangan (Kepmendag) Nomor 1515 Tahun 2025 tentang HPE atas Produk Pertambangan yang Dikenakan Bea Keluar. Kepmendag ditetapkan pada 13 Juni 2025 dan berlaku untuk periode 15-30 Juni 2025.

Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim menyampaikan, kenaikan HPE konsentrat tembaga dipengaruhi peningkatan permintaan dunia, terbatasnya pasokan logam dunia, serta kenaikan harga signifikan pada mineral ikutan seperti tembaga, emas, dan perak. Selama Juni 2025, harga perak naik 3,5%, tembaga 1,3%, dan emas 1,1%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Peningkatan permintaan dunia, terutama dari Tiongkok yang tengah memperluas pembangunan sektor konstruksi dan energi terbarukan, menjadi salah satu pendorong utama. Di sisi lain, pasokan logam dunia yang semakin terbatas turut memperkuat tren kenaikan harga. Selain itu, harga mineral seperti tembaga, emas, dan perak juga naik," jelas Isy dalam keterangannya, dikutip Minggu (15/6/2025).

Isy melanjutkan, penetapan HPE konsentrat tembaga dilakukan berdasarkan masukan teknis dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Usulan Kementerian ESDM mengacu pada data London Metal Exchange (LME) untuk tembaga dan London Bullion Market Association (LBMA) untuk emas dan perak. Ia memastikan penetapan HPE dilakukan secara kredibel dan transparan, sehingga memberikan kepastian usaha bagi pelaku industri.

"Penetapan HPE dilakukan dengan koordinasi antar instansi yang melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perindustrian. Keterlibatan berbagai kementerian untuk memastikan penetapan HPE mencerminkan kondisi dan perkembangan pasar global secara objektif," tambah Isy.

Iran dan Israel Saling Serang, Pengusaha RI Waswas Kena Getahnya

Memanasnya konflik antara Israel dengan Iran dinilai tidak akan berdampak langsung terhadap perekonomian maupun iklim usaha di Indonesia. Sebab selama ini volume perdagangan antara Indonesia dengan kedua negara ini sangatlah minim.

"Kita kan kalau perdagangan dengan Israel dan Iran kan sangat minim ya, sangat kecil. Tapi karena dia mempengaruhi perekonomian global, ya kena ke kita juga," ucap Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani kepada wartawan di Menara Kadin Jakarta, Minggu (15/6/2025).

Meski begitu, ia tidak memungkiri jika ketegangan di Timur Tengah ini akan berdampak terhadap perekonomian global seperti kenaikan harga minyak dunia yang kemudian dapat meningkatkan biaya logistik. Dampak secara global inilah yang kemudian secara tidak langsung akan mempengaruhi pengusaha Tanah Air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi pengaruhnya lebih ke pengaruh karena dampak perekonomian global. Jadi mengenai harga minyak, kemudian dari sisi logistik. Jadi dia mempengaruhi ekonomi global kemudian mempengaruhi Indonesia," kata Shinta.

Shinta sendiri belum bisa memastikan seberapa besar dampak konflik Israel-Iran terhadap iklim usaha dalam negeri. Sebab konflik ini baru saja terjadi, dan pihaknya masih harus mengamati perkembangan kondisi perekonomian global terlebih dahulu.

"Ya ini kita mesti lihat, tergantung ini seberapa panjang nih dampaknya.Ini kan baru ya, jadi kita masih mesti melihat dulu kondisinya seperti apa," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Anindya Bakrie menyebut meningkatnya ketegangan di Timur Tengah imbas konflik bersenjata Israel dengan Iran dapat menjadi tantangan terhadap iklim usaha di Indonesia.

Salah satu yang menjadi sorotannya terkait pengiriman tenaga kerja Indonesia ke wilayah-wilayah di Timur Tengah. Sebab para penyalur tenaga kerja ini harus lebih memperhatikan keamanan para pekerja migran di kawasan tersebut.

"Kadin tuh selalu melihat semua tantangan itu harus diperhatikan dengan baik, tapi juga satu peluang. Tantangannya ialah tentu kita mesti hati-hati mengirim pelanggan kerja kita ke Timur Tengah," kata Anindya.

Meski begitu ia mengaku para pengusaha tidak begitu khawatir atas konflik di Timur Tengah ini terhadap usaha penyaluran tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Sebab menurutnya masih banyak kawasan atau negara yang membutuhkan tenaga kerja asing, termasuk dari Indonesia.

"Nah, di sini kita melihat tenaga kerja ini juga dibutuhkan di mana-mana, karena pasti ada pertumbuhan di tempat lain. Tapi bukan berarti kita khawatir semena-mena bahwa Timur Tengah itu tidak ada jalan keluarnya.

Truk Obesitas Mau Dibasmi, Ini Hal Penting yang Mesti Dilakukan

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyampaikan integrasi data angkutan umum dan angkutan barang harus segera dilaksanakan. Hal ini untuk meningkatkan pengawasan dan tindakan hukum bagi pelanggaran hukum di jalan, termasuk truk obesitas atau over dimension over loading (ODOL) alias truk obesitas.

"Perlu adanya kerja sama seluruh pihak terkait dalam melakukan pengawasan angkutan barang secara digital. Langkah awalnya dengan dilakukannya integrasi data," ujar Dudy dalam keterangannya, dikutip Minggu (15/6/2025).

Menurut Dudy, koordinasi, kolaborsi, dan sinergi dengan para stakeholder sangat perlu dilakukan terkait keselamatan jalan. Salah satunya, masalah kendaraan angkutan barang dengan dimensi dan muatan berlebih (over dimension over loading).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harapannya, terkait dengan penanganan over dimension over loading (ODOL), melalui Rakernis (Rapat Kerja Teknis Fungsi Lalu Lintas Polri) ini kita bisa bersama-sama menentukan arah kebijakan serta penanganan lanjut masalah ODOL. Dengan begitu, penanganannya di lapangan menjadi lebih baik dan akan memberikan dampak positif kepada masyarakat pengguna jalan," tambah Dudy.

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menargetkan penerapan aturan Zero ODOL berlaku efektif 2026. Menurutnya, lambatnya implementasi program Zero ODOL lantaran masih dalam pembahasan di lintas sektoral.

"Kita tadi targetkan tahun depan efektifnya 2026 karena kita sekali lagi tidak bisa hanya satu pertemuan, dua pertemuan. Ini kita akan melibatkan secara utuh semuanya," kata AHY usai rapat koordinasi terkait kendaraan dan truk odol di Kantor Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Jakarta Pusat, dikutip Rabu (7/5/2025).

AHY menuturkan, pemerintah juga bakal melibatkan pelaku usaha logistik, baik di skala nasional maupun tingkat daerah. Melalui pertemuan dengan pelaku usaha, program Zero ODOL juga akan disesuaikan kembali.

Awas Jadi Korban Penipuan! Ini Tips Amankan Rekening

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali mengimbau masyarakat tetap waspada dan menjaga kerahasiaan data pribadi terutama yang berkaitan dengan layanan keuangan seperti nomor rekening/kartu kredit, hingga kode One-Time Password (OTP).

Sebab di tengah maraknya aktivitas digital, kejahatan siber juga makin canggih yang membuat data pribadi bisa tersebar luas hanya dalam hitungan detik. Mulai dari modus penipuan, peretasan akun, sampai penyalahgunaan data pribadi.

"Bocornya data seperti nomor rekening, kartu kredit, atau kode OTP juga bisa berujung pada transaksi ilegal tanpa sepengetahuanmu," tulis OJK dalam unggahan di Instagram resminya, dikutip Minggu (15/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agar data pribadi tetap aman dan tidak mudah terjebak dalam kejahatan siber, berikut beberapa tips yang bisa detikers gunakan!

Informasi seperti username, password, kode OTP, PIN, nama ibu kandung, nomor rekening, dan kode CVV/CVC adalah data rahasia yang tidak boleh dibagikan kepada siapa pun, termasuk pihak yang mengaku dari bank atau instansi resmi.

2. Aktifkan Notifikasi dan Rutin Cek Rekening

Pastikan kamu mengaktifkan fitur notifikasi transaksi via SMS, internet banking atau mobile banking, dan cek histori transaksi secara berkala. Dengan begitu, kamu bisa langsung tahu jika ada aktivitas mencurigakan di akunmu.

3. Gunakan Verifikasi Dua Langkah

Lindungi akunmu dengan fitur keamanan ganda seperti sidik jari, Face ID, atau kode verifikasi tambahan untuk mencegah akses yang tidak sah ke data pribadimu.

4. Gunakan Jaringan Internet yang Aman

Hindari menggunakan Wi-Fi publik saat mengakses aplikasi keuangan, gunakan jaringan pribadi agar koneksi tetap aman.

5. Jangan Unggah Dokumen Identitas ke Media Sosial

Hindari membagikan foto dokumen seperti KTP, SIM, paspor, kartu keluarga, dan dokumen pribadi lainnya. Informasi ini dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, termasuk pelaku pinjaman online ilegal atau penipuan digital lainnya.

6. Waspadai Permintaan Data Mencurigakan dan Link Tidak Dikenal

Jangan sembarangan klik link yang tidak jelas asalnya. Hindari juga memberikan data pribadi jika diminta melalui email, telepon, atau pesan, terutama jika disertai ancaman atau iming-iming hadiah.

"Jangan Kasih Kendor, Yuk Jaga Data Pribadi Kamu!" tegas OJK.

BNI-Republikorp Sinergi Dorong Kemandirian Industri Pertahanan Nasional

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus terus memperluas peran strategisnya dalam mendukung sektor-sektor strategis nasional. Kali ini, BNI menjalin kerja sama strategis dengan PT Republik Korpora Indonesia (Republikorp) guna menyediakan layanan perbankan dan solusi keuangan terintegrasi bagi pengembangan industri pertahanan dalam negeri.

Kolaborasi ini diwujudkan melalui penandatanganan Framework Agreement on Financing antara Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada dan Group Chairman & Founder Republikorp Norman Joesoef di sela gelaran Indo Defence di JIExpo, Jakarta, Sabtu (14/6).

Penandatanganan tersebut turut disaksikan oleh sejumlah pejabat BNI dan Republikorp, termasuk Direktur BNI Muhammad Iqbal SEVP Credit Risk BNI Bun Hendra Direktur Republikorp Adhanny Akbar Alamsyah, serta CFO Republikorp Tony Kesumo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kerja sama antara BNI dan Republikorp ditujukan untuk membangun sinergi dalam menghadirkan layanan finansial yang komprehensif, mencakup fasilitas dasar hingga pembiayaan khusus, sebagai wujud nyata komitmen BNI dalam mendukung sektor-sektor penting, termasuk bidang pertahanan," ujar David dalam keterangan tertulis, Minggu (15/6/2025).

BNI akan menghadirkan solusi keuangan untuk mendukung penguatan bisnis Republikorp, baik dari sisi operasional maupun investasi strategis. Republikorp sendiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertahanan dan teknologi strategis, sehingga membutuhkan dukungan finansial yang kuat untuk mengembangkan teknologi, logistik serta pengelolaan proyek berskala besar.

Adapun produk-produk dari grup usaha republikorp ini antara lain kendaraan tempur infanteri 8×8, kendaraan MRAP 4×4, pengangkut pelacak amphibi,sistem pemandu roket, modular strike drone, kapal patroli, kapal rudal cepat dan kapal patroli lepas pantai.

Lingkup kerja sama ini mencakup layanan perbankan dari BNI dan anak perusahaannya, pemanfaatan ekosistem digital BNI oleh Republikorp, serta peluang kolaborasi yang dapat terus diperluas di masa depan berdasarkan kebutuhan dan kesepakatan bersama.

"Melalui MoU ini, kedua belah pihak berkomitmen menjalankan kerja sama dengan tetap memperhatikan ketentuan hukum, kebijakan internal, serta prinsip tata kelola yang baik. Kolaborasi ini menjadi bagian dari upaya mendorong kemajuan sektor strategis nasional melalui pendekatan berbasis kemitraan," tambah David.

Kolaborasi ini sekaligus mempertegas peran aktif BNI sebagai agent of development, yang tidak hanya menyediakan layanan finansial, tetapi juga berkontribusi nyata dalam pembangunan nasional, khususnya di sektor industri dan teknologi pertahanan yang krusial bagi kemandirian bangsa.