Varian ini juga menjadi dominan di beberapa wilayah Asia, termasuk Singapura, China, hingga Hong Kong. Para ahli menekankan, meski strain COVID-19 sebelumnya kerap dikaitkan dengan gejala seperti flu, NB.1.8.1 dapat menyebabkan masalah gastrointestinal seperti:
Pasien yang mengalami kembung, sembelit, dan nyeri perut juga dapat dikaitkan dengan gejala COVID-19 varian Nimbus.
"Gejala umum [dari NB.1.8.1] meliputi sakit tenggorokan , kelelahan, demam, batuk ringan, nyeri otot, dan hidung tersumbat. Gejala gastrointestinal juga dapat terjadi dalam beberapa kasus," imbuh Dr Lara Herrero, Associate Professor dan Pemimpin Penelitian Virologi di Griffith University, dikutip dari Mirror.
Di sisi lain, varian Nimbus atau NB.1.8.1 pertama kali terdeteksi pada akhir Januari. Varian ini merupakan subvarian Omicron JN.1 dan telah mengalami peningkatan tajam dalam kasus global beberapa minggu terakhir.
Hingga 18 Mei 2025, sebanyak 518 sekuens NB.1.8.1 telah dikirimkan ke GISAID dari 22 negara, mewakili 10,7 persen dari total sekuens global yang tersedia pada minggu epidemiologi ke-17, yakni 21-27 April tahun 2025. Meskipun tergolong rendah, prevalensi ini meningkat signifikan dari 2,5 persen, empat minggu sebelumnya pada minggu epidemiologi ke-14, yakni periode 31 Maret-6 April 2025.Vaksin COVID-19 yang saat ini disetujui diperkirakan tetap efektif terhadap varian ini, baik untuk mencegah gejala maupun penyakit berat.
COVID Nimbus: Varian Baru COVID-19 yang Belum Bisa Diprediksi KeganasannyaCOVID Nimbus: Varian Baru COVID-19 yang Belum Bisa Diprediksi Keganasannya(suc/suc)covid-19varian nimbusgejala gastrointestinalmualmuntah