Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% pada periode 2028-2029. Target ambisius ini menjadi bagian dari upaya jangka menengah menuju transformasi ekonomi yang lebih inklusif, produktif, dan berdaya saing global.
Ekonom senior asal Amerika Serikat, Arthur Laffer menekankan pentingnya kebijakan perpajakan yang tepat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, salah satu sumber penerimaan negara yang signifikan di Indonesia adalah pajak tembakau. Laffer menilai bahwa pajak terhadap produk tembakau harus dirancang secara spesifik. Tujuannya tidak hanya untuk mengurangi konsumsi produk, tapi tetap menjaga kontribusinya terhadap pendapatan negara.
Selain perpajakan, Laffer juga menyoroti pentingnya pengendalian belanja pemerintah, serta penerapan kebijakan moneter yang sehat guna menjaga kestabilan nilai tukar dan harga di tingkat global. Sedangkan dari sisi regulasi, Indonesia dinilai masih memiliki terlalu banyak peraturan yang menghambat fleksibilitas ekonomi. Laffer menilai, semakin sedikit regulasi yang mengikat, semakin tinggi potensi pertumbuhan ekonomi.
Saksikan dialog Safrina Nasution bersama Ekonom Amerika Serikat Ekonom Arthur Laffer di Program Manufacture Check CNBC Indonesia.