Tiongkok Peringatkan G7 Agar Tak Jadikan Isu Ekonomi sebagai Alat Politik

koran-jakarta37 Dilihat

JAKARTA – Tiongkok memperingatkan negara-negara anggota Kelompok Tujuh (G7) agar tidak memanipulasi isu-isu yang berkaitan dengan negara tersebut demi kepentingan politik mereka, menjelang dimulainya KTT G7 selama tiga hari di Kanada pada hari Minggu. Peringatan ini disampaikan Lin Jian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, dalam konferensi pers rutin pada Jumat.

JAKARTA – Tiongkok memperingatkan negara-negara anggota Kelompok Tujuh (G7) agar tidak memanipulasi isu-isu yang berkaitan dengan negara tersebut demi kepentingan politik mereka, menjelang dimulainya KTT G7 selama tiga hari di Kanada pada hari Minggu. Peringatan ini disampaikan Lin Jian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, dalam konferensi pers rutin pada Jumat.

Pernyataan tegas Beijing ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global antara Tiongkok dan Amerika Serikat, serta ketegangan diplomatik terkait posisi G7 terhadap isu-isu strategis dunia. Lin menuduh G7 masih terjebak dalam mentalitas Perang Dingin, serta kerap ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain dan menghambat pembangunan negara berkembang.

Pernyataan tegas Beijing ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global antara Tiongkok dan Amerika Serikat, serta ketegangan diplomatik terkait posisi G7 terhadap isu-isu strategis dunia. Lin menuduh G7 masih terjebak dalam mentalitas Perang Dingin, serta kerap ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain dan menghambat pembangunan negara berkembang.

Ket. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian berbicara dalam konferensi pers di Beijing, Tiongkok

“Blok ini harus berhenti mencampuri urusan dalam negeri negara lain, berhenti merusak pembangunan negara lain, dan berhenti memanipulasi isu-isu yang terkait dengan Tiongkok,” ujar Lin. Ia juga menegaskan bahwa praktik G7 yang cenderung memicu konfrontasi dan konflik "ditakdirkan untuk gagal".

“Blok ini harus berhenti mencampuri urusan dalam negeri negara lain, berhenti merusak pembangunan negara lain, dan berhenti memanipulasi isu-isu yang terkait dengan Tiongkok,” ujar Lin. Ia juga menegaskan bahwa praktik G7 yang cenderung memicu konfrontasi dan konflik "ditakdirkan untuk gagal".

Ketegangan ini mengingatkan pada komunike G7 tahun 2024 di Italia, di mana Tiongkok disebut lebih dari 20 kali. Saat itu, G7 mengungkapkan keprihatinan atas praktik bisnis yang dianggap tidak adil oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok dan memperingatkan kemungkinan sanksi terhadap lembaga keuangan Tiongkok yang dituduh membantu Rusia dalam perangnya di Ukraina.

Ketegangan ini mengingatkan pada komunike G7 tahun 2024 di Italia, di mana Tiongkok disebut lebih dari 20 kali. Saat itu, G7 mengungkapkan keprihatinan atas praktik bisnis yang dianggap tidak adil oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok dan memperingatkan kemungkinan sanksi terhadap lembaga keuangan Tiongkok yang dituduh membantu Rusia dalam perangnya di Ukraina.

Tiongkok juga merasa terusik dengan kehadiran negara-negara nonanggota G7, seperti India dan Brasil, dalam forum G7 tahun lalu. Beijing menilai langkah ini sebagai upaya Barat memecah belah solidaritas negara-negara Selatan Global, yang selama ini menjadi mitra strategis Tiongkok dalam berbagai forum multilateral.

Tiongkok juga merasa terusik dengan kehadiran negara-negara nonanggota G7, seperti India dan Brasil, dalam forum G7 tahun lalu. Beijing menilai langkah ini sebagai upaya Barat memecah belah solidaritas negara-negara Selatan Global, yang selama ini menjadi mitra strategis Tiongkok dalam berbagai forum multilateral.

Pertemuan G7 kali ini akan dihadiri oleh pemimpin baru dari lima negara anggota – Inggris, Kanada, Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat – di tengah dinamika geopolitik yang terus berubah dan tekanan untuk memperkuat kerja sama ekonomi, keamanan, dan iklim.

Pertemuan G7 kali ini akan dihadiri oleh pemimpin baru dari lima negara anggota – Inggris, Kanada, Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat – di tengah dinamika geopolitik yang terus berubah dan tekanan untuk memperkuat kerja sama ekonomi, keamanan, dan iklim.

Dengan eskalasi retorika dari Beijing, pertemuan G7 di Kanada diperkirakan akan semakin menyoroti ketegangan sistemik antara blok negara-negara maju Barat dan Tiongkok, yang terus tumbuh sebagai kekuatan global dengan pengaruh ekonomi dan diplomatik yang signifikan.

Dengan eskalasi retorika dari Beijing, pertemuan G7 di Kanada diperkirakan akan semakin menyoroti ketegangan sistemik antara blok negara-negara maju Barat dan Tiongkok, yang terus tumbuh sebagai kekuatan global dengan pengaruh ekonomi dan diplomatik yang signifikan.

Minggu, 15-Jun-2025 | Muchamad Ismail

Minggu, 15-Jun-2025 | Muchamad Ismail

Minggu, 15-Jun-2025 | Muchamad Ismail

Minggu, 15-Jun-2025 | Muchamad Ismail

Minggu, 15-Jun-2025 | Muchamad Ismail

Minggu, 15-Jun-2025 | Bambang Wijanarko

Minggu, 15-Jun-2025 | Bambang Wijanarko