Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
PRESIDEN Prabowo Subianto lebih memilih untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Federasi Rusia pekan depan dan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia memilih untuk tidak mengunjungi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Kanada.
Pengamat hubungan internasional Teuku Rezasyah menilai keputusan itu diambil karena Prabowo lebih dulu menerima undangan resmi dari Putin.
“Karena itu, Prabowo perlu mengedepankan hubungan jangka panjangnya dengan Rusia. Guna mengisi banyak aspek dari comprehensive strategic partnership yang telah lama dibuat,” kata Rezasyah saat dihubungi.
Baca juga : Xi Jinping dan Vladimir Putin Janji Perkuat Hubungan Bilateral Usai Pelantikan Donald Trump
Rezasyah menyebutkan, jika Prabowo tetap pergi ke KTT G7, peranan presiden disana hanyalah sebagai pelengkap saja.
Lebih lanjut, Rezasyah menerangkan pertemuan dengan Putin memungkinkan Indonesia memantapkan jaringan ekonomi, politik, dan investasi, dari kalangan negara-negara anggota Shanghai Cooperation Organization (SCO), yang dipimpin oleh Rusia dan Tiongkok.
“Selain Tiongkok dan Rusia, SCO beranggotakan juga Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Uzbekistan. Organisasi ini juga memiliki banyak mitra dialog seperti Afghanistan, Mongolia, Belarus, serta Turki dan Srilanka,” sebutnya. (M-3)
PRESIDEN Prabowo Subianto bakal menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-46 ASEAN yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia.
Puan diundang pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, untuk menghadiri World Leaders Summit on Children’s Rights.
Copyright @ 2025 Media Group – mediaindonesia. All Rights Reserved