India Membara! Dilanda Gelombang Panas, Suhunya Bisa Tembus 47 Derajat Celcius

health18 Dilihat

Gelombang panas atau heatwave yang menyengat melanda India bagian utara, dengan suhu yang melonjak di atas normal. Kondisi ini tentunya mengganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan masalah kesehatan.

Departemen Meteorologi India mengungkapkan pada Senin (9/6/2025), suhu udara melonjak hingga 47,3 derajat Celsius di Sri Ganganagar, sebuah kota gurun di negara bagian barat laut Rajasthan.

Panas yang menyengat membuat infrastruktur kesehatan negara menjadi kewalahan. Paparan suhu ekstrem yang berkepanjangan sering kali menyebabkan sengatan panas atau heat stroke, yang sangat berdampak pada orang yang bekerja di luar ruangan, anak-anak, dan orang tua.

Tahun lalu, gelombang panas selama berbulan-bulan di seluruh wilayah India. Menurut data Kementerian Kesehatan India, kondisi tersebut menewaskan lebih dari 100 orang dan menyebabkan lebih dari 40 ribu kasus dugaan heat stroke.

Pada Senin (9/6), ibu kota India yakni New Delhi mengalami gelombang panas pertama musim ini dengan suhu yang melonjak hingga lebih dari 45 derajat Celsius. Cuaca panas yang menyengat tidak hanya sekedar angka karena suhu yang dirasakan, indeks panas yang memperhitungkan kelembapan relatif lebih tinggi beberapa tingkat.

Seorang pengemudi becak, Pradeep Kumar, sangat merasakan dampak panas yang menyengat itu dan berpengaruh pada kesehatannya. Hal ini juga mempengaruhi pendapatannya karena orang-orang menghindari perjalanan pulang pergi di siang hari.

"Panas ini membuat kami sangat lelah. Kami minum air untuk bertahan. Tetapi, kesehatan kami sering kali terganggu. Saya merasa terganggu," tutur Kumar yang dikutip dariSouth China Morning Post.

Departemen cuaca telah mengeluarkan peringatan gelombang panas untuk beberapa hari ke depan di India utara yang mencakup negara bagian Rajasthan, Uttar Pradesh, Haryana, dan wilayah ibu kota nasional New Delhi.

Beberapa bagian wilayah tersebut mungkin akan mengalami hujan ringan mulai hari Kamis (12/6), yang akan membawa kelegaan.

Gelombang panas ini juga dirasakan oleh seorang turis dari Amerika Serikat, Ryan Rodriguez. Pria 22 tahun itu mengonsumsi minuman dingin untuk menyejukkan dirinya di Delhi.

"Cuaca di sini cukup panas. Saya baru saja datang dari perjalanan ke Timur Tengah, jadi saya masih beradaptasi. Tetapi, (cuaca di sini) jauh lebih panas daripada Virginia. Sejauh ini saya belum pernah melihat cuaca yang lebih panas dari ini di India," kata Rodriguez.

Di Uttar Pradesh, gelombang panas yang menyiksa membuat masyarakat sulit karena masalah jaringan listrik.

"Tidak ada cahaya selama berjam-jam di sore hari, tepat saat panasnya tak tertahankan. Kipas angin berhenti, pendingin tidak berfungsi, dan kami hanya bisa duduk di lantai, basah kuyup oleh keringat," beber Shabnam Khan, seorang ibu rumah tangga di Lucknow, Uttar Pradesh.

Ilmuwan senior di Pusat Meteorologi Regional di Lucknow, Atul Kumar Singh, menuturkan gelombang panas di musim panas yang brutal ini masih akan terus berlangsung. Sebab, hujan monsun musiman masih beberapa minggu lagi.

"Kami melihat yang terburuk dari panas dan kelembaban. Ini bukan lagi sekadar masalah ketidaknyamanan. Ini telah menjadi keadaan darurat kesehatan masyarakat," pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *