COVID-19 Varian Nimbus Menyebar Cepat di 22 Negara, Kemenkes RI Angkat Bicara

health34 Dilihat

Varian Nimbus atau NB.1.8.1 disebut menjadi salah satu biang kerok kenaikan kasus COVID-19 di beberapa negara. Subvarian Omicron JN.1 ini pertama kali dideteksi pada akhir Januari 2025.

Hingga 18 Mei 2025, tercatat ada 22 negara yang mendeteksi varian Nimbus di wilayahnya. Beberapa pasien yang terpapar varian tersebut melaporkan gejala seperti demam, menggigil, batuk, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, kelelahan, kesulitan bernapas, hingga diare.

Pakar imunologi fakultas kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR) Dr dr Agung Dwi Wahyu Widodo, MSi, SpMK menyebut setidaknya ada tiga faktor yang meningkatkan kasus COVID-19 belakangan ini, yaitu adanya varian baru, penurunan kekebalan populasi, serta perubahan perilaku masyarakat setelah pandemi.

"Varian baru ini merupakan hasil mutasi Omicron, mulai dari JN.1 hingga NB.1.8.1. Varian NB.1.8.1 ini dikenal dengan nama Nimbus. Nimbus memiliki perbedaan struktur spike yang sangat signifikan dari varian Omicron sebelumnya," ujar dr Agung dikutip dari laman resmi Unair, Selasa (10/6/2025).

dr Agung menerangkan mutasi seperti Nimbus dan Omicron mampu menghindari sistem kekebalan yang terbentuk tubuh, termasuk dari vaksin generasi awal. Hal ini membuat varian baru memiliki risiko penyebaran lebih luas, meski gejala cenderung ringan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak 23 Mei 2025 mermasukkan varian Nimbus dalam daftar Variants Under Monitoring (VUMs). Meski varian nimbus menular lebih cepat, WHO menuturkan risiko infeksinya tidak seganas varian-varian sebelumnya.

Peningkatan rawat inap dan kematian terkait kemunculannya juga tidak ditemukan.

"Mempertimbangkan bukti yang tersedia, risiko kesehatan masyarakat tambahan yang ditimbulkan oleh NB.1.8.1 dievaluasi rendah pada tingkat global," tulis WHO.

Modifikasi protein spike COVID-19 Nimbus meningkatkan kapasitas penularannya dan sebagian mengurangi kemanjuran penetralan antibodi tertentu yang dihasilkan oleh infeksi sebelumnya.

NEXT:Belum ada laporan Varian Nimbus di Indonesia

Beberapa negara Asia Tenggara seperti Thailand dan Singapura telah melaporkan adanya varian ini. Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebut belum ada laporan terkait varian NB.1.8.1 ini. Identifikasi varian virus dilakukan dengan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS).

"Sampai Minggu ke-23, Subvarian yang masih bersirkulasi di Indonesia adalah MB.1.1 dan KP.2.18, secara umum memiliki karakteristik yang sama dengan JN.1 (penilaian risiko rendah)," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Aji Muhawarman saat dihubungi detikcom, Selasa (10/6/2025).

Berikut ini daftar negara yang sudah melaporkan adanya COVID-19 varian Nimbus:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *