Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
UNIVERSITAS Budi Luhur (UBL) mengukuhkan Dr. Ir. Arief Wibowo, M.Kom sebagai Guru Besar dalam bidang Sistem Cerdas untuk Krisis dan Kebencanaan, sebuah bidang strategis krusial di tengah meningkatnya ancaman bencana alam dan krisis multidimensi di Indonesia.
Dalam pidato ilmiahnya, Prof. Arief Wibowo, menyoroti fakta geologis bahwa Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng tektonik aktif, berpadu dengan iklim tropis yang ekstrem dan keragaman sosial yang tinggi.
Kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai laboratorium alami risiko bencana, namun sekaligus medan ujian besar bagi kesiapsiagaan nasional.
Baca juga : Universitas Budi Luhur Kukuhkan 2 Guru Besar Bidang Ilmu Komputer
Ia menekankan bencana adalah fenomena kompleks yang tidak bisa ditangani oleh satu disiplin ilmu saja. Bahkan teknologi canggih seperti sistem prediksi AI dan pemantauan geospasial bisa gagal jika tidak mempertimbangkan realitas sosial masyarakat yang terdampak.
Sayangnya, dunia akademik masih terjebak dalam sekat-sekat disiplin. Masih jarang ditemukan ruang kolaboratif yang mempertemukan bahasa antara peneliti teknologi informasi dan peneliti sosial, atau antara perencana kota dan psikolog komunitas.
Untuk itu, Prof. Arief mengajukan seruan akademik nasional: penguatan riset kolaboratif lintas disiplin. Ia juga memetakan beberapa persoalan kebencanaan yang mendesak dan membutuhkan pendekatan lintas keilmuan, antara lain:
Baca juga : Ramai Guru Besar Protes, Kemenkes Diminta Segera Refleksi dan Perbaiki Sistem
1. Disinformasi saat bencana – memerlukan kerja sama antara bidang TIK, komunikasi, dan kriminologi.
2. Kerentanan ekonomi pascabencana – membutuhkan analisis dari sisi ekonomi, sosial, dan data science.
3. Perencanaan ulang infrastruktur dan permukiman – kombinasi arsitektur, teknik elektro, dan perencanaan kota.
4. Perilaku kriminal pascabencana – dipelajari lewat kriminologi, psikologi, dan sistem informasi.
5. Ketahanan komunikasi komunitas – didekati dari komunikasi, sosiologi, dan teknik elektro.
6. Desain informasi evakuasi yang efektif – melibatkan desain visual, UX, dan komunikasi risiko.
7. Sistem prediksi dan tanggap darurat berbasis AI – perpaduan TIK, geospasial, elektro, dan kebijakan publik.
“Sebagai seorang dosen yang berlatar belakang pendidikan TI, awalnya saya merasa bahwa teknologi adalah yang terpenting, namun semua pemikiran itu terbantahkan karena akhirnya saya menyadari bahwa ilmu TI hanyalah salah satu pilar yang mengisi ruas-ruas dan syaraf serta membran otak yang menjadikan kita sebagai manusia yang memiliki akal dan pikiran. Akhirnya, apa pembelajaran yang saya dapatkan dari semua proses tersebut? Kini saya berdiri di sini, dengan tanggung jawab baru terhadap dunia akademik. ,” ujar Prof. Arief.
“Harapan kami pasti akan semakin meningkat, tidak akan berhenti setelah mencapai titik Profesor, namun lebih giat lagi dalam meneliti, dalam menghasilkan karya-karya yang akan datang. Selain itu Bapak – Ibu, karna tagline kita itu adalah menghasilkan mahasiswa yang tidak hanya cerdas, namun Berbudi Luhur. Tentunya Prof. Arief Wibowo, juga memiliki tanggung jawab untuk membantu amanah itu, yaitu untuk selalu bersikap Budi Luhur, menjaga sikap, menjaga tutur kata, dan selalu mengayomi teman-teman semua,“ ujar Rektor UBL Prof. Dr. Agus Setyo Budi.
Pidato ilmiah Prof. Arief ini dinilai membuka cakrawala baru mengenai peran sistem cerdas yang bersifat inklusif dan adaptif, yang tidak hanya mengandalkan kekuatan algoritma juga memahami konteks sosial, budaya, dan kelembagaan.
Dengan dikukuhkannya Prof. Arief sebagai Guru Besar, UBL memperkuat komitmennya dalam mendorong riset multidisiplin yang berdampak langsung pada masyarakat, serta mencetak generasi akademisi yang siap menghadapi kompleksitas dunia nyata dengan solusi berbasis kolaborasi lintas ilmu.
Atas pengukuhannya menjadi guru besar, sejumlah kalangan memberi ucapan selamat diantaranya Prof. Dr. Syamsul Maarif, M.Si (Kepala BNPB RI Pertama), Dr. Abdul Haris Achadi, SH, DESS (Sestama Basarnas).
“Saya mengucapkan selamat dan sukses kepada saudara saya, Prof. Dr. Arief Wibowo, yang telah dianugrahkan gelar Profesor dibidang ICT, saya berharap ilmu yang didapat berguna bagi bangsa dan negara,” kata Inspektur Jenderal Polisi Dr. Yehu Wangsajaya, M.Kom dari Lemdiklat Polri. (H-2)
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau telah membakar sekitar 96 ha sejak awal tahun.
Sepanjang 2024 telah terjadi 154 kejadian bencana di Kota Cirebon. Angka ini hampir dua kali lipat dari 2020 yang mencatat 88 kejadian.
Kondisi cuaca akhir-akhir ini tak bisa diprediksi. Sebab, bisa saja saat siang cuaca cerah, namun mendadak berubah menjadi ekstrem.
Sebanyak 248 orang terdampak bencana angin puting beliung yang melanda dua desa di Kabupaten Gorontalo, Gorontalo. Saat ini, mereka dalam pendampingan petugas BNPB.
Lebih dari 400 ribu sekolah berada di daerah rawan gempa bumi, 200 ribu sekolah rawan bencana banjir.
UBL juga mendapatkan tambahan guru besar dan membuka cabang di negara Malaysia untuk Prodi Kriminologi di wilayah Kuala Lumpur.
Universitas Budi Luhur ( UBL)menjadi tuan rumah peluncuran dan pembukaan “Safe from Harm Educational Roadshow Goes to School”di kampus UBL Jakarta
Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (Himahi) Universitas Budi Luhur dengan bangga mengumumkan penyelenggaraan ASEAN+ Youth Environmental Action (AYEA) 2024.
Program Magister S2 Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur menawarkan penyusunan tugas akhir bagi lulusannya berupa nontesis.
UNIVERSITAS Budi Luhur (UBL) Jakarta menunjukkan komitmen dalam mendukung kemajuan dunia olah raga di Indonesia dengan menggelar Kejuaraan Tenis Meja UBL Open 2024 Piala Rektor Tingkat SLTA .
Copyright @ 2025 Media Group – mediaindonesia. All Rights Reserved