Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PERGURUAN tinggi perlu mempersiapkan infrastruktur pendidikan yang tanggap terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan masa depan. Ini penting guna membekali generasi muda dalam menghadapi tantangan global.
“Pertumbuhan ekonomi kita masih di sekitaran angka 4%, sehingga belum cukup untuk menyerap semua angkatan kerja baru. Karena itu, mahasiswa harus siap menghadapi dunia kerja global.”
“Dunia saat ini tanpa batas, kesempatan bekerja terbuka tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri, seperti Jepang, Taiwan, dan Hongkong, yang saat ini banyak menyerap tenaga kerja Indonesia,” papar
Ketua Pembina Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP) Siswono Yudohusodo saat Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Pascasarjana dan Student Center Fakultas Hukum (FH) Universitas Pancasila UP, di Jakarta, Jumat (12/6).
Baca juga : Akademisi Perguruan Tinggi Dibutuhkan dalam Mendukung Infrastruktur
Menurut dia, infrastruktur kampus harus mendukung proses belajar yang adaptif, berbasis teknologi, dan kolaboratif sehingga mampu mencetak lulusan yang siap bersaing secara global.
“Gedung yang kita bangun hari ini harus menjadi fondasi bagi generasi masa depan yang unggul dalam literasi digital, berpikir kritis, dan inovatif,” tegasnya.
Siswono pun mengapresiasi inisiatif strategis FH UP dalam pengembangan infrastruktur. Ia menekankan pentingnya pada tiga prinsip utama dalam pembangunan yakni sustainability, quality, dan growth.
Baca juga : Kemen PU-Pera dan 4 PTN Ciptakan Spesialis Konstruksi
“FH UP menunjukkan komitmen dalam menjaga keberlanjutan, antara lain dari sisi keuangan yang sehat, kepemimpinan yang solid dan berjenjang, serta kualitas akademik yang terus meningkat, termasuk keberhasilan program doktoral yang melahirkan lulusan pertamanya tahun ini,” ujarnya.
Rektor UP Prof Adnan menegaskan pembangunan ini merupakan bagian dari upaya universitas dalam menjawab dinamika perubahan zaman.
“Kurikulum selalu kami sesuaikan dengan kebutuhan zaman. FH UP sebagai bagian dari UP turut mendukung pengembangan ini, termasuk fasilitas Student Center yang akan memberikan ruang interaksi dan pengembangan diri bagi mahasiswa dari semua jenjang,” ucapnya.
Adnan juga mengapresiasi capaian akademik FH UP khususnya keberhasilan Program Doktor Ilmu Hukum. “Lulusan doktor yang dihasilkan pada tahun ini mencerminkan komitmen akademik yang kuat. FH UP menjadi pilar penting dalam mencetak sumber daya manusia hukum yang unggul dan berintegritas,” ungkapnya.
Dekan FH UP Prof Eddy Pratomo menegaskan pembangunan gedung baru ini merupakan wujud nyata dari mimpi panjang yang kini menjadi kenyataan. “Gedung ini akan dibangun 4 lantai secara bertahap melalui pendekatan multiyears. Dana pembangunan dari tabungan internal, serta dukungan alumni dan mitra FHUP. Ini bukti kekompakan dan komitmen keluarga besar FHUP,” ucapnya.
Ia berharap pembangunan Gedung Pascasarjana dan Student Center ini menjadi pusat kegiatan akademik dan pengembangan mahasiswa yang representatif, modern, serta inklusif menjawab kebutuhan pendidikan hukum yang semakin kompleks dan global.
Selain Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Pascasarjana dan Student Center FH UP, pada rangkaian peringatan Dies Natalis ke-61 ini, FH UP menggelar kegiatan lainnya yakni, pemotongan tumpeng dan promosi enam doktor Ilmu Hukum.
Acara ini turut dihadiri jajaran Pimpinan YPPUP, Ketua Senat UP Prof Budhi Muliawan Suyitno, Ketua Senat FHUP Prof Reda Manthovani yang juga Jaksa Agung Muda Intelijen, wakil rektor, pimpinan fakultas, serta sivitas akademika FH UP. (H-2)
STIH Adhyaksa telah menjalin kerja sama pula dengan Pemerintah Daerah Probolinggo dan dalam waktu akan menjalan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Lahat.
Menurutnya, pendekatan link and match amat penting agar mahasiswa dan alumni UBSI dapat terserap dengan baik di pasar kerja, terutama dalam skala internasional.
Ajang ilmiah internasional bergengsi ini menjadi puncak rangkaian WSEEC ke-5 yang mengusung format hybrid untuk menjangkau peserta global secara inklusif.
Di era disrupsi ini, kecerdasan buatan, otomasi, dan teknologi digital telah mengubah peta pekerjaan. Banyak profesi bergeser atau hilang.
Kampus mencari siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter etis, mampu berkomunikasi dengan baik, dan tangguh dalam menghadapi perubahan.
Copyright @ 2025 Media Group – mediaindonesia. All Rights Reserved