Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui kerja sama bilateral dengan Amerika Serikat resmi menyepakati pembelian berbagai produk energi dan pertanian senilai total US$ 19,5 miliar atau setara dengan sekitar Rp300 triliun. Kesepakatan ini merupakan bagian dari strategi penguatan kerja sama ekonomi Indonesia-AS yang diteken dalam rangkaian pertemuan tingkat tinggi di Washington DC, Amerika Serikat.
Beberapa komoditas utama yang dibeli Indonesia dari AS meliputi gas alam cair (LNG), kedelai, susu kedelai, gandum, dan kapas, serta pembelian 50 unit pesawat Boeing untuk mendukung sektor transportasi nasional. Produk-produk tersebut akan diserap oleh berbagai perusahaan swasta nasional seperti FKS Group dan Cargill Indonesia, yang selama ini memang sudah memiliki kerja sama strategis dengan perusahaan-perusahaan Amerika.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memastikan bahwa kesepakatan ini tidak akan menyebabkan banjir impor. Ia menegaskan bahwa semua pembelian dilakukan berdasarkan kebutuhan dalam negeri dan permintaan sektor industri, bukan instruksi pemerintah. “Pembelian ini murni business to business. Tidak ada unsur paksaan atau subsidi pemerintah,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Airlangga juga menyampaikan bahwa kesepakatan ini membawa dampak positif bagi ekspor Indonesia ke AS, khususnya karena tarif impor produk Indonesia yang masuk ke pasar Amerika kini turun dari 32 persen menjadi 19 persen. Hal ini diharapkan dapat mendorong peningkatan daya saing produk lokal dan memperluas pasar ekspor nasional.
Langkah strategis ini menjadi bagian dari diplomasi ekonomi Indonesia dalam memperkuat rantai pasok global dan menjaga kestabilan pasokan komoditas penting, terutama di tengah situasi geopolitik dan ketegangan perdagangan dunia.
Jakarta – Dalam kunjungan bilateral ke Amerika Serikat, Pemerintah Indonesia menandatangani sejumlah kesepakatan dagang dengan nilai fantastis. Indonesia resmi memborong produk-produk dari Amerika Serikat senilai Rp300 triliun, mencakup sektor energi, pertahanan, dan infrastruktur digital.
Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa hubungan ekonomi antara Indonesia dan Amerika Serikat terus menguat. Pemerintah menyebutkan bahwa pembelian produk AS dalam jumlah besar ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga bagian dari strategi nasional dalam memperkuat kerja sama antarnegara, khususnya di bidang teknologi dan pertahanan.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, transaksi sebesar ini akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional serta memperluas lapangan kerja. “Ini bukan hanya soal nilai, tapi juga transfer teknologi dan peningkatan kapasitas industri dalam negeri,” ujarnya.
Sementara itu, pihak Amerika Serikat menyambut positif langkah Indonesia. Mereka menilai Indonesia sebagai mitra strategis di kawasan Indo-Pasifik, dan berharap kerja sama ini terus berlanjut dengan proyek-proyek baru di masa mendatang.
Pengamat ekonomi memandang kesepakatan Indonesia borong produk AS Rp300 triliun ini sebagai salah satu strategi diversifikasi perdagangan yang tepat di tengah dinamika ekonomi global. Selain memperkuat hubungan diplomatik, kerja sama ini juga akan mempercepat proses industrialisasi nasional.
Dengan kesepakatan ini, diharapkan Indonesia akan memiliki akses yang lebih luas terhadap produk dan teknologi dari negara maju, serta mampu meningkatkan daya saing di kancah internasional.