Fadli Zon Sebut Pemerkosaan Massal 1998 Hanya Rumor, Aktivis: Kebohongan Publik

rss17 Dilihat

Scroll ke bawah untuk membaca berita

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

13 Juni 2025 | 22.59 WIB

Gabung Tempo Circle

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta – Pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon soal pemerkosaan massal pada kerusuhan Mei 1998 hanya rumor menuai protes dari berbagai kalangan. Aktivis perempuan Ita Fatia Nadia menilai pernyataan Fadli merupakan bentuk penyangkalan sejarah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia bahkan menilai pernyataan Fadli dalam dialog bersama Uni Lubis itu merupakan kebohongan publik yang melukai para penyintas dan menyesatkan generasi baru. “Saya ingin mengungkapkan kepada teman-teman bahwa apa yang dikatakan oleh Fadli Zon tentang itu bohong dan rumor, telah menyalahi fakta sejarah yang terjadi pada bulan Mei 1998,” kata Ita dalam konferensi pers yang digelar Jumat, 13 Juni 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pernyataan tersebut, menurut Ita, mengingkari fakta sejarah yang telah didokumentasikan secara resmi, termasuk dalam buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid 6 halaman 609, serta laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang dibentuk pasca-reformasi.

“Dalam buku tersebut tertulis bahwa pada pergolakan politik bulan Mei 1998, terjadi perkosaan massal terhadap sejumlah perempuan Tionghoa di Jakarta, Medan, Palembang, Surabaya, dan Solo. Dan itu dituliskan dengan sangat rinci di dalam temuan Tim Gabungan Pencari Fakta,” ujar mantan Direktur Yayasan Kalyanamitra itu.

Lebih lanjut, Ita menuturkan bahwa pada Oktober 1998, 11 perempuan termasuk dirinya, Prof. Saparinah Sadli, dan almarhum Dr. Mely G. Tan menyerahkan dokumen dan bukti kepada Presiden B.J. Habibie.

Saat itu, Presiden Habibie menerima laporan tersebut dan mengungkapkan kepercayaannya bahwa telah terjadi pemerkosaan massal. Dari situlah lahir gagasan pendirian Komnas Perempuan, dengan diprakarsai oleh Kamala Chandrakirana dan Smita Notosusanto. “Ini jelas sekali Fadli Zon, Menteri Kebudayaan mengingkari fakta sejarah dan sebetulnya mengingkari keputusan Presiden Habibie nomor 181 tahun 1998,” ujar Ita.

Ita juga menyinggung pengakuan resmi negara dalam laporan dari Tim Penyelesaian Non Yudisial Pelanggaran HAM Berat (PPHAM) yang diumumkan Presiden Joko Widodo pada Januari 2023.

Dalam laporan itu, peristiwa kekerasan seksual terhadap perempuan pada Mei 1998 termasuk di antara 12 pelanggaran HAM berat yang diakui negara. “Saya tetap berujar bahwa ini dusta, ini berbohong kepada publik Indonesia. Dan inilah saatnya kita menuntut kepada beliau untuk mengungkapkan permintaan maaf. Saya masih berhubungan dengan korban dengan sangat baik dan korban merasa tertekan,” kata anggota Tim Relawan Kemanusiaan Mei 1998 itu.

 Pilihan Editor:  Pelanggaran HAM Berat Tak Masuk dalam Draf Sejarah Indonesia. Mengapa?

Erick Thohir Sampai di Sini

Erick Thohir Sampai di Sini

PODCAST REKOMENDASI TEMPO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fadli Zon Sebut Pemerkosaan Massal 1998 Hanya Rumor, Aktivis: Kebohongan Publik

Akar Masalah Kekerasan Tentara di Papua Terus Terjadi

Fadli Zon Sebut Pemerkosaan Massal 1998 Cuma Rumor, Amnesty: Upaya Pemerintah Membela Diri

Kata Teddy Soal Isi Pembicaraan Prabowo dan Donald Trump

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BPOM Catat 17 Kejadian Luar Biasa Kasus Keracunan MBG sejak Januari

Menurut Sufmi Dasco Revisi UU TNI Berpeluang Dibawa ke Rapat Paripurna Pekan Ini

Prabowo Bertemu Megawati Tanpa Komunikasi dengan Jokowi, Dasco: Pertemuan Silaturahmi

Panglima TNI Batalkan Mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo

KPAI Ungkap Ada Ancaman Tak Naik Kelas untuk Anak yang Menolak Pendidikan di Barak Militer

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Akar Masalah Kekerasan Tentara di Papua Terus Terjadi

Fadli Zon Sebut Pemerkosaan Massal 1998 Hanya Rumor, Aktivis: Kebohongan Publik

Kata Teddy Soal Isi Pembicaraan Prabowo dan Donald Trump

Tito Karnavian Dikecam Soal Sengketa 4 Pulau Aceh dan Sumatera Utara

Reformasi Kenaikan Jabatan Profesor

Mahasiswa IPB Protes Soal Perubahan Fakultas Teknologi Pertanian Jadi Sekolah Teknik

Dekan Bantah Fakultas Teknologi Pertanian IPB Dibubarkan

Fakultas Teknologi Pertanian IPB Terancam Dibubarkan, Ini Respons Mantan Rektor dan Dekan

Rambu di Jalur Mudik Pantura Masih Minim

Fadli Zon Sebut Pemerkosaan Massal 1998 Cuma Rumor, Amnesty: Upaya Pemerintah Membela Diri

Polemik Proyek Pembangunan Tanggul Laut Raksasa

Momen Haru Kedatangan Jemaah Haji di Tanah Air, Abdul Sobir dan Istri Langsung Sujud Syukur

Reformasi Gereja Katolik di Bawah Paus Fransiskus

Pendaftaran Beasiswa untuk 1000 Dosen Diperpanjang

BPKH Beri Kompensasi untuk 20 Ribu Jemaah Haji yang Tak Dapat Konsumsi

YLBHI Desak Pemerintah Batalkan Pembekuan Ahmadiyah Kota Banjar

Kemenaker Perkuat Kesempatan Kerja Inklusif dengan Pemerintah Swiss

Safari Wukuf Khusus Ini Disediakan Bagi Jemaah Haji Lansia dan Disabilitas

500 Ribu Kartu Penyandang Disabilitas Akan Dibagikan Mulai Agustus

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini