Pesawat Air India Sempat Kirim Panggilan Mayday sebelum Jatuh-Meledak

Pesawat Air India sempat mengirim panggilan darurat mayday sesaat sebelum jatuh pada Kamis (12/6/2025) siang. Panggilan darurat itu dilakukan tak lama setelah lepas landas.

Dikutip dariCNBC,Kamis (12/6/2025), Air Traffic Control melaporkan yang mengalami kecelakaan itu adalah pesawat 787 Dreamliner. Pesawat itu gagal menanggapi balasan dari menara kendali.

Beberapa saat kemudian, pesawat jatuh tepat di luar perimeter bandara. Asap hitam tebal membubung tinggi di lokasi kecelakaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pesawat Boeing 787 Dreamliner milik Air India jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari bandara Ahmedabad. Pesawat tersebut mengangkut 242 orang, termasuk dua pilot dan 10 awak kabin.

Pesawat itu seharusnya terbang ke London dan dengan dijadwalkan mendarat di Gatwick pada pukul 18.25 waktu setempat.

Menurut situs pelacak FlightRadar24, penerbangan dengan nomor AI171 tersebut hilang sinyal pada pukul 13.38 waktu setempat di ketinggian 625 kaki atau kurang dari satu menit setelah lepas landas pada pukul 13.39 waktu setempat.

Financial Expressmelaporkan para penumpang yang terluka dilarikan ke beberapa rumah sakit umum di Ahmedabad. Sebanyak 90 Natural Disaster Response Forc (NDRF) diturunkan ke lokasi kecelakaan pesawat itu.

Sejumlah laporan menyebut bahwa Mantan Perdana Menteri Vijay Rupani berada dalam pesawat itu. Dia menjadi penumpang dengan kursi nomor 12.

Boeing 787 Dreamliner Pertama yang Jatuh

Pesawat Boeing 787 Dreamliner Air India terjatuh di Ahmedabad. Ini lah kali pertama pesawat andalan Boeing itu mengalami kecelakaan. Pesawat jatuh hanya beberapa detik setelah lepas landas menuju London. Penerbangan itu membawa ratusan penumpang dan awak kabin.

"Penerbangan yang berangkat dari Ahmedabad pukul 13.38 itu membawa 242 penumpang dan awak pesawat Boeing 787-8. Dari jumlah tersebut, 169 adalah warga negara India, 53 warga negara Inggris, 1 warga negara Kanada, dan 7 warga negara Portugal," ungkap Air India melalui akun X-nya.

Dalam catatan detikcom, maskapai-maskapai yang menggunakan pesawat Boeing 787 selama ini telah menghadapi berbagai masalah pada pesawat ini, hingga menyebabkan banyak pesawat harus dikandangkan dan penerbangan dikurangi, tapi rekam jejak keselamatan 787 selama beroperasi sejauh ini tergolong baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya otoritas penerbangan Amerika Serikat, yaituFederal Aviation Administration(FAA), telah beberapa kali melakukan investigasi atas sejumlah insiden, termasuk insiden pesawat LATAM yang sempat terjun bebas di udara pada tahun lalu.

Seorangwhistleblowerjuga sempat mendesak Boeing untuk mengandangkan seluruh armada 787 Dreamliner di seluruh dunia, dalam sebuah sidang di Washington tahun lalu. Namun, Boeing menolak klaim mantan insinyur tersebut dan mengungkapkan bahwa mereka tetap sepenuhnya yakin dengan keselamatan pesawat itu.

Saat ini, terdapat lebih dari 1.100 unit 787 yang beroperasi di seluruh dunia dan digunakan oleh sebagian besar maskapai internasional utama. Pesawat ini cukup diakui keandalannya karena efisiensi bahan bakarnya yang jauh lebih baik dan tingkat kebisingannya yang lebih rendah dibandingkan model yang digantikannya.

Dua kecelakaan besar yang disebabkan oleh cacat pada pesawat Boeing terjadi pada model 737 Max, yang saat itu masih baru, yakni di Indonesia dan Ethiopia pada tahun 2019 dan 2020. Model tersebut sempat ditarik dari layanan selama hampir satu tahun, sebelum akhirnya diperbaiki dan kembali digunakan secara luas.

Kronologi Jatuhnya Pesawat Air India di Ahmedabad

Pesawat Boeing 787-8 Dreamliner Air India jatuh di dekat Bandara Ahmedabad, Gujarat. Begini kronologi jatuhnya pesawat itu:

Pesawat dengan nomor penerbangan AI171 itu dijadwalkan terbang dari bandara Ahmedabad dengan tujuan akhir bandara Gatwick di London, Inggris pada Kamis (12/6/2025).

Pesawat itu mengudara pada pukul 13.38 waktu setempat. Namun, baru lima menit mengudara, pesawat tersebut jatuh di area permukiman padat penduduk dekat bandara setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tayangan televisi lokal, memperlihatkan asap mengepul dari lokasi kecelakaan di dekat Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel di Ahmedabad, kota berpenduduk lebih dari 5 juta orang di India.

Pesawat Air India tersebut diketahui membawa 242 orang, dengan rincian 230 penumpang, 2 pilot dan 10 kru kabin.

Dari 242 orang tersebut, diketahui 169 orang berkewarganegaraan India. Sedangkan sisanya, 53 orang berkewarganegaraan Inggris, 7 orang berkewarganegaraan Portugal, dan 1 orang berkewarganegaraan Kanada.

Dalam pernyataan terbarunya, maskapai Air India menyebut para korban sudah dibawa ke rumah sakit terdekat. Namun sampai sekarang belum diketahui berapa jumlah korban dari insiden fatal tersebut.

"Penumpang yang terluka telah dibawa ke rumah sakit terdekat," demikian pernyataan Air India, seperti dikutip dari Aviacionline, Kamis (12/6/2025).

"Air India bekerja sama penuh dengan otoritas terkait untuk menyelidiki insiden ini," tambah pernyataan tersebut.

Profil Pesawat Boeing 787-8 Dreamliner yang Jatuh-Meledak di India

Pesawat Boeing 787-8 Dreamliner dari Air India jatuh di dekat bandara Ahmedabad lima menit setelah take off. Berikut profil pesawat tersebut:

Pesawat Boeing 787-8 Dreamliner selama ini dikenal sebagai salah satu pesawat berpenumpang yang canggih. Pesawat itu diketahui memiliki badan yang 'bongsor' alias pesawat berbadan lebar.

Boeing 787 Dreamliner merupakan pesawat yang dikembangkan dan diproduksi oleh Boeing Commercial Airplanes dari Amerika Serikat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski berbadan lebar, Boeing mengungkapkan pesawat jenis 787 Dreamliner adalah jenis pesawat yang lebih hemat bahan bakar, karena kemajuan teknologi aerodinamika, mesin yang lebih efisien, dan pengurangan berat yang ditanamkan di pesawat tersebut.

Boeing 787 Dreamliner bahkan diklaim memiliki bobot lebih ringan daripada Airbus A330-200. Semua itu berkat penggunaan material komposit untuk sebagian besar konstruksinya.

Pesawat jenis ini awalnya diberi nama 7E7, sebelum berganti nama pada Januari 2005. 787 pertama diluncurkan dalam upacara peluncuran pada 8 Juli 2007 di pabrik Boeing di Everett.

Pesawat itu dapat mengangkut 200 hingga 300 penumpang. Per Mei 2025, Boeing sudah memproduksi 1.189 unit pesawat. Artinya pesawat itu cukup laris manis dibeli oleh maskapai.

Pesawat ini dibekali dengan mesin Twinjet berteknologi turbofan bypass tinggi dari General Electric GEnx atau Rolls-Royce Trent 1000.

Pesawat Boeing 787 Dreamliner ini juga memiliki jendela yang lebih besar, kualitas udara yang lebih baik, dan tingkat kelembapan kabin lebih tinggi untuk mengatasi jet lag dan kelelahan yang dialami oleh para penumpang sehingga cocok digunakan untuk penerbangan jarak jauh alias long haul.

Namun sayang, pesawat Boeing 787-8 Dreamliner dari Air India harus mengalami kecelakaan. Sampai saat ini belum diketahui jumlah korban dan penyebab pesawat itu bisa sampai terjatuh.

Jetstar Asia Pamit, Penerbangan Bali-Singapura Tak Lagi Mengudara

Maskapai Jetstar Asia resmi menutup operasional penerbangan Singapura-Bali. Penutupan itu akan berlangsung secara bertahap hingga 31 Juli 2025.

Manajemen Jetstar Group menyebut keputusan itu diambil karena prospek bisnis di rute tersebut sudah tidak lagi menjanjikan secara keuntungan.

"Kami sudah beroperasi selama 20 tahun lebih. Namun, beberapa tahun belakangan, ekosistem dan operasional penerbangan (rute Singapura-Bali) semakin menantang," kata CEO Jetstar Group, Stephanie Tully dalam keterangannya, Kamis (12/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tully menerangkan, biaya operasional penerbangan dan indeks harga konsumen (Consumer Index Price/CPI) atau inflasi melonjak dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, biaya operasional disebut kerap membengkak hingga 200 persen.

Di sisi lain, Jetstar Asia dikenal sebagai maskapai bertarif rendah. Situasi tersebut membuat operasional rute Singapura-Bali menjadi tidak sebanding dengan kemampuan perusahaan dalam menekan ongkos penerbangan.

"Artinya, kemampuan kami memberikan layanan penerbangan murah seharga di bawah ratusan dolar bagi pelanggan, sudah tidak lagi dapat kami penuhi," ujarnya.

Menurut Tully, pihaknya sempat mencoba bertahan di tengah kondisi bisnis yang memburuk. Namun, upaya itu tak membuahkan hasil.

"Situasi operasional Jetstar Asia kini tidak berkelanjutan. Karenanya, kami harus mengambil keputusan berat ini," katanya.

Penutupan rute juga berdampak pada karyawan Jetstar Asia yang berbasis di Singapura. Ratusan pegawai terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat penghentian operasional secara bertahap itu.

"Saya yakin karyawan hebat kami akan mendapat kesempatan kerja lainnya di dunia aviasi," kata Tully.

Ia menyebut, banyak di antara karyawan Jetstar Asia telah bekerja sejak maskapai ini berdiri pada 2004. Namun, Tully tidak menerangkan secara rinci terkait gaji atau pesangon yang diberikan setelah penutupan total nanti.

"Karyawan kami adalah bagian dari ekosistem bisnis penerbangan di Singapura. Sehingga, akan ada banyak permintaan tenaga kerja dunia penerbangan karena keterampilan karyawan kami yang baik," ujarnya.

Pantauan di Terminal Internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, Jetstar Asia masih melayani rute Singapura-Bali setiap hari dengan tiga jadwal keberangkatan: pukul 14.50 Wita, 19.15 Wita, dan 23.25 Wita. Adapun jadwal kedatangan dari Singapura adalah pukul 13.50 Wita, 18.35 Wita, dan 22.45 Wita.

Dari tiga jadwal itu, hanya penerbangan terakhir pada masing-masing rute yang dibatalkan. Meski begitu, suasana terminal internasional masih tampak ramai.

CEO Jetstar Asia, John Simeone, mengungkapkan seluruh penumpang yang telah memesan tiket untuk periode 11 Juni hingga 31 Juli 2025 telah dihubungi. Penumpang yang terdampak dapat mengajukan pengembalian dana.

"Penumpang dengan penerbangan antara tanggal 11 Juni hingga akhir Juli, yang terdampak, akan kami kontak. Kami akan menawarkan refund penuh untuk penumpang," katanya.

Simeone menerangkan, pihaknya telah menjalankan proses pengurangan aktivitas penerbangan atau ramp down schedule sebelum penutupan penuh diberlakukan.

"Untuk memastikan stabilitas dan keselamatan penumpang kami. Tapi, sayangnya kami harus menutup total operasional (penerbangan) setelah 31 Juli 2025," ucapnya.

Artikel ini telah naik didetikBali.

Pernyataan Resmi Boeing Terkait Jatuhnya Pesawat Air India

Perusahaan manufaktur pesawat asal Amerika Serikat, Boeing, menyampaikan pernyataan resminya menyusul kecelakaan tragis yang menimpa maskapai Air India di Ahmedabad.

Dalam pernyataan singkat yang diterima detikcom, Boeing mengungkapkan:

"Kami sedang berkomunikasi dengan Air India terkait penerbangan 171 dan siap memberikan dukungan. Doa dan pikiran kami bersama para penumpang, kru, tim penyelamat pertama, dan semua pihak yang terdampak," tulis Boeing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Boeing belum memberikan rincian teknis mengenai penyebab insiden tersebut, namun menegaskan komitmennya untuk bekerja sama penuh dengan pihak maskapai dan otoritas investigasi.

Tragedi ini menandai insiden kecelakaan pertama yang melibatkan pesawat Boeing 787 Dreamliner, jenis pesawat yang selama ini dikenal memiliki catatan keselamatan tinggi. Investigasi sedang berlangsung untuk mengetahui penyebab kecelakaan secara menyeluruh. Pihak Air India dan otoritas penerbangan India juga dijadwalkan akan memberikan pembaruan resmi dalam beberapa hari ke depan.

Dalam kecelakaan ini lebih dari 100 orang tewas ketika pesawat Air India yang menuju London dengan 242 orang di dalamnya jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari kota Ahmedabad di India barat pada hari Kamis.

Insiden ini menjadi salah satu bencana penerbangan terburuk di negara itu. Pesawat itu menuju Bandara Gatwick, selatan ibu kota Inggris, kata Air India, sementara petugas polisi menuturkan pesawat itu jatuh di daerah permukiman dekat bandara.

Maskapai Jetstar Asia Bangkrut, Bye-bye Tiket Murah Medan-Singapura

Maskapai Jetstar Asia jadi favorit warga Medan untuk plesiran ke Singapura. Namun setelah maskapai itu mengungkapkan bangkrut, tiket murah itu pun tiada.

Bagaimana tidak, maskapai Jetstar Asia menawarkan tiket untuk rute Medan-Singapura hanya seharga Rp 500 ribuan saja per orang.

Namun, Jetstar Asia dikabarkan akan menghentikan operasional pada akhir Jbulan uli 2025 ini. Hal ini membuat traveler harus memilih opsi penerbangan dari Medan ke Singapura dengan menggunakan maskapai lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan pantauan, jadwal penerbangan Jetstar Asia sudah tidak tercantum dalam aplikasi pembelian tiket perjalanan apapun.

Namun traveler masih bisa melakukan penerbangan langsung Medan-Singapura dengan menggunakan maskapai lain seperti Batik Air dengan harga tiket termurah Rp 900 ribuan per tiket.

Maskapai ini menjadi satu-satunya maskapai yang melayani penerbangan langsung Medan-Singapura dengan durasi terbang selama 1,5 jam.

Selain maskapai itu, traveler harus melakukan penerbangan transit dengan menggunakan maskapai Air Asia dengan transit melalui Penang di Malaysia. Penerbangan transit ini membutuhkan waktu sekitar 6-10 jam.

Penerbangan Medan-Singapura dengan transit di Penang ini memiliki harga sedikit lebih murah sekitaran Rp 800 ribuan per tiket. Namun, traveler memerlukan waktu yang cukup lama.

Kemudian, traveler juga dapat menaiki maskapai Malaysia Airlines dengan melakukan transit singkat di Kuala Lumpur. Biaya untuk penerbangan rute ini berkisar Rp 1,2 jutaan per tiket. Namun, traveler sudah mendapatkan gratis bagasi seberat 20 kilogram.

Artikel ini telah naik didetikSumut.

Okupansi Hotel Anjlok, Seribu Lebih Pekerja di Mataram Nganggur

Lebih dari seribu pekerja hotel di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) nganggur. Itu karena terus menurunnya tingkat okupansi kamar hotel.

Asosiasi Hotel Mataram (AHM) mencatat jumlah pengangguran tersebut tersebar hampir di seluruh hotel berbintang maupun nonbintang. Penyebabnya adalah tingkat hunian hotel atau okupansi yang anjlok. Minimnya kegiatan pemerintah karena kebijakan efisiensi dituding memberi andil besar.

"Dengan sepinya hunian hingga event pemerintah pun tidak ada, akibatnya yang sudah terjadi di Kota Mataram ialah karyawan kontrak sudah tidak diperpanjang (lagi). Karyawan yang daily juga sudah nggak dipanggil lagi. Semua hotel sudah melakukan itu," kata Ketua AHM I Made Adiyasa Kurniawan saat dikonfirmasi di Mataram, Kamis (12/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adiyasa menerangkan para pekerja yang diberhentikan ini merupakan tenaga kerja kontrak dan daily worker atau pekerja harian yang biasanya hanya dipanggil saat ada event tertentu.

"(Kalau sebut angka) ada 1.000 daily worker sama pekerja kontrak (yang diberhentikan imbas efisiensi). Mereka ini merupakan tenaga-tenaga berpendidikan kualifikasi pariwisata, misalkan housekeeping, food product, food service yang sudah jobless," beber Adiyasa.

Menurut Adiyasa, seribuan pekerja itu tidak bisa disebut kena pemutusan hubungan kerja (PHK). Sebab, bisa dipanggil kembali sewaktu-waktu ketika dibutuhkan.

"Istilahnya diberhentikan sementara. Kami sangat berharap ada aktivitas (di hotel), entah itu aktivitas wisata pemerintah, atau wisata dinas. (Intinya) mereka (bisa) difungsikan lagi," jelasnya.

Dari catatan AHM, tingkat hunian di Kota Mataram sejak awal tahun 2025 kian menurun. Angkanya bahkan tidak sampai 30 persen. Jika dibandingkan tahun lalu, okupansi hotel di Mataram ada di angka 50-60 persen.

"Ini faktornya (anjloknya okupansi hotel di Mataram) karena tidak ada event (sama sekali), ini mulai dari awal tahun. Biasanya di triwulan pertama angkanya naik, tapi di awal tahun ada Ramadan. Kita awalnya berharap bulan ke empat, lima dan enam bisa naik (okupansinya), tapi bulan ke empat naiknya sedikit (banget)," imbuh Adiyasa.

Anjloknya okupansi sejumlah hotel, Adiyasa berujar, murni karena dampak efisiensi berdasarkan Inpres Nomor 1 Tahun 2025.

"Saya bilang (sih) efisiensi inilah sebabnya, karena total langsung tiba-tiba hilang (event-event yang biasanya ramai jadi auto sepi)," cecar dia.

Adiyasa pun berharap harapan industri pariwisata dan perhotelan di Kota Mataram kembali bangkit. Menurutnya, pemerintah daerah bisa menyisihkan anggaran untuk menggelar event lokal maupun domestik di city hotel yang ada di Mataram.

"Besar harapan kami, Pemprov NTB, Pemkot Mataram bisa menyisihkan anggaran untuk berkegiatan di sektor akomodasi. Kalau seperti sekarang nyaris nggak ada, bahkan liburan anak sekolah ada arahan dilarang mengadakan study tour dan wisuda di hotel. Sudah ke mana-mana ini (dampak efisiensi)," tandasnya.

Sebelumnya, Pembina dan Penasihat Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB I Gusti Lanang Patra menilai kebijakan efisiensi anggaran bisa berdampak pada jasa akomodasi.

"Dampaknya bisa sampai 50 persen (pengurangan jasa akomodasi)," kata Lanang saat dihubungi detikBali, beberapa waktu lalu.

Pemangkasan tersebut dinilai Lanang akan memberikan dampak bagi pelaku usaha jasa akomodasi, khususnya perhotelan. Hal tersebut akan membuat usaha perhotelan semakin lesu lantaran banyaknya event-event, pertemuan, dan lainnya batal dilaksanakan.

"Di April okupansi kami padahal mau naik ke angka 50-60 persen, tapi kalau dengan adanya pemangkasan ini, dampaknya bisa setengahnya (berkurang)," jelas Lanang.

Artikel ini telah naik didetikBali.

12 Warga Negara Ini Dilarang Trump Masuk AS, Ada Tetangga RI

Amerika Serikat- Trump kembali mengetatkan kebijakan imigrasi AS. Warga dari 12 negara dilarang masuk, termasuk satu negara Asia Tenggara yang berbatasan dengan Indonesia.

Pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump resmi melarang warga Afghanistan masuk ke wilayahnya. Alasan utama pelarangan ini adalah tudingan bahwa negara tersebut menjadi tempat berkembangnya jaringan terorisme yang dianggap mengancam keamanan AS. (AP Photo/Arshad Butt)

Myanmar menjadi salah satu negara Asia Tenggara yang terdampak kebijakan ini. Sebagai tetangga Indonesia, pelarangan terhadap warga Myanmar masuk AS menuai perhatian khusus, mengingat hubungan kawasan yang cukup erat. (AFP via Getty Images/SAI AUNG MAIN)

Chad, negara di Afrika Tengah, termasuk dalam daftar yang dilarang. Pemerintah Chad langsung bereaksi keras dan mengungkapkan akan membalas dengan kebijakan serupa terhadap warga AS. (REUTERS/ZOHRA BENSEMRA)

Republik Demokratik Kongo, yang selama ini dilanda konflik internal dan kekerasan bersenjata, juga masuk daftar larangan. Pemerintah AS menilai situasi keamanan dalam negeri Kongo turut memperbesar risiko pelanggaran visa dan potensi ancaman terorisme. (Alexis Huguet/AFP/Getty Images)

Guinea Ekuatorial turut terdampak kebijakan ini. Negara kecil di Afrika Barat ini dituding memiliki catatan pelanggaran visa tinggi dan kelemahan dalam sistem identifikasi warganya. (AP/Gregorio Borgia)

Eritrea, negara tertutup di kawasan Tanduk Afrika, juga dikenai larangan masuk ke AS. Selain alasan keamanan, Eritrea disebut tidak kooperatif dalam kerja sama imigrasi dan deportasi. (AP/Joan Mateu Parra)

Haiti menjadi satu-satunya negara dari kawasan Karibia dalam daftar ini. Pemerintahan Trump menuding Haiti memiliki angka pelanggaran visa yang tinggi dan sistem dokumentasi yang lemah. (REUTERS/Fildor Pq Egeder)

Iran masuk dalam daftar larangan atas dasar konflik panjang dengan AS, termasuk soal program nuklirnya. Pemerintahan Trump menempatkan Iran sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional. (REUTERS/Majid Asgaripour)

Libya, yang mengalami ketidakstabilan pasca-perang saudara, juga menjadi target larangan masuk. Pemerintah AS menilai kondisi keamanan di Libya terlalu rawan untuk menjamin kontrol terhadap warga yang bepergian. (REUTERS/ESAM OMRAN AL-FETORI)

Somalia masuk daftar dengan alasan kuat terkait kehadiran kelompok ekstremis seperti Al-Shabaab. Trump mengklaim Somalia memiliki potensi besar sebagai sumber ancaman keamanan eksternal. (AFP via Getty Images/HASSAN ALI ELMI)

Sudan, yang tengah dalam masa transisi politik, ikut terdampak kebijakan ini. Pemerintah AS menuding Sudan tidak memiliki sistem identifikasi dan pengawasan visa yang memadai. AP/Marwan Ali)

Yaman menjadi negara terakhir dalam daftar larangan tersebut. Konflik berkepanjangan di negara itu dinilai menjadi alasan kuat larangan, dengan risiko tinggi terhadap infiltrasi kelompok radikal. (REUTERS/Khaled Abdullah)

Pesawat Boeing 787 Dreamliner Sering Bermasalah, Otoritas AS Pernah Periksa

Akibat sering mengalami masalah, otoritas penerbangan sipil Amerika Serikat pernah memerintahkan untuk memeriksa seluruh pesawat Boeing 787 Dreamliner.

Otoritas penerbangan Amerika Serikat, Federal Aviation Administration (FAA), ternyata pernah memerintahkan kepada semua maskapai di negara itu yang memiliki pesawat keluaran Boeing dengan seri 787 Dreamliner untuk melakukan pengecekan menyeluruh.

Perintah pengecekan ini dikeluarkan FAA guna memastikan keamanan penumpang saat menggunakan pesawat jenis ini. Sebab dalam beberapa bulan ke belakang lembaga itu menerima banyaknya laporan insiden yang melibatkan sejumlah pesawat Boeing 787 Dreamliners.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir dari laporan Reuters, Selasa (20/8/2024), salah satu laporan yang cukup menjadi sorotan adalah kasus pesawat LATAM dengan nomor penerbangan 800 yang sempat hilang kendali pada bulan Maret 2024.

Dalam kasus itu, kursi pilot dan kopilot tiba-tiba bergerak maju dengan sendirinya saat penerbangan berlangsung. Kejadian itu menyebabkan pesawat hilang kendali hingga menukik tajam dan melukai 50 orang.

Di luar itu FAA juga mengaku sudah menerima total lima laporan lain mengenai masalah serupa, yakni kursi pilot dan co-pilot yang bergerak sendiri, pada pesawat Boeing 787. Dari sejumlah laporan tersebut, dua di antaranya masih dalam penyelidikan.

"Perintah pemeriksaan kelaikan udara dari FAA ini berdampak pada 158 pesawat yang terdaftar di Amerika Serikat dan 737 pesawat di seluruh dunia," tulis Reuters dalam laporannya.

"Maskapai penerbangan diwajibkan untuk memeriksa kursi pilot dan co-pilot pada pesawat 787-7, 787-9, dan 787-10 untuk mengetahui apakah alat pengatur posisi kursi mengalami kerusakan atau tidak dalam kurun waktu 30 hari," sambung laporan itu.

FAA juga memerintahkan semua maskapai yang memiliki armada pesawat Boeing 787 Dreamliner untuk melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan jika ditemukan masalah.

Perubahan posisi duduk pilot yang mendadak dapat mengganggu pilot hingga bisa menyebabkan pesawat turun dengan cepat dan cedera serius pada penumpang dan awak seperti yang terjadi pada maskapai LATAM.

Terkait perintah pemeriksaan yang diberikan oleh FAA tersebut, Boeing dan LATAM Airlines saat itu belum menanggapi permintaan dari Reuters.