Yuthika Girme,Simon Fraser University
Yuthika Girme,Simon Fraser University
Memasuki usia 20-30 tahun, banyak dari kita yang memasuki proses pencarian identitas dan membangun kehidupan sebagai orang dewasa. Tentunya lingkungan punya ekspektasi khusus untuk kita: menemukan cinta dan membangun keluarga. Kalau belum menjalani hubungan romansa, dianggap gagal menjadi dewasa.
Memasuki usia 20-30 tahun, banyak dari kita yang memasuki proses pencarian identitas dan membangun kehidupan sebagai orang dewasa. Tentunya lingkungan punya ekspektasi khusus untuk kita: menemukan cinta dan membangun keluarga. Kalau belum menjalani hubungan romansa, dianggap gagal menjadi dewasa.
Menariknya, meski ekspektasi tersebut hadir, angka individu yang memilih untuk menjadisinglealias lajang di usia 20-an dan 30-an justru meningkat. Apa artinya?
Menariknya, meski ekspektasi tersebut hadir, angka individu yang memilih untuk menjadisinglealias lajang di usia 20-an dan 30-an justru meningkat. Apa artinya?
Di Kanada, jumlah individu dewasa muda yang memilih untuk jadisinglekonsisten meningkat. Di Indonesia, jumlah pemuda yang belum menikah mencapai69,75%dengan tren yang terus meningkat setiap tahun.
Di Kanada, jumlah individu dewasa muda yang memilih untuk jadisinglekonsisten meningkat. Di Indonesia, jumlah pemuda yang belum menikah mencapai69,75%dengan tren yang terus meningkat setiap tahun.
Namun, tren ini tidak mematahkan tuntutan dari standar budaya yaitu memiliki hubungan romantis bagi sosok dewasa.
Namun, tren ini tidak mematahkan tuntutan dari standar budaya yaitu memiliki hubungan romantis bagi sosok dewasa.
Umumnya,single eradipandang sebagai periode sesaat, bukan sebuah pilihan hidup yang sah dan membahagiakan.
Umumnya,single eradipandang sebagai periode sesaat, bukan sebuah pilihan hidup yang sah dan membahagiakan.
Sebagai peneliti, saya memimpin riset berjudulSinglehood Experiences and Complexities Underlying Relationshipsdi Simon Fraser University. Riset saya berfokus untuk memahami pada saat apa individusingleatau individu yang berpasangan bisa berkembang dan bahagia.
Sebagai peneliti, saya memimpin riset berjudulSinglehood Experiences and Complexities Underlying Relationshipsdi Simon Fraser University. Riset saya berfokus untuk memahami pada saat apa individusingleatau individu yang berpasangan bisa berkembang dan bahagia.
Setelah mempelajarinya bertahun-tahun, berikut beberapa hal menarik yang saya temukan dari individusingleberusia 20-an dan 30-an.
Setelah mempelajarinya bertahun-tahun, berikut beberapa hal menarik yang saya temukan dari individusingleberusia 20-an dan 30-an.
Menjadisinglesemakin banyak dipilih
Menjadisinglesemakin banyak dipilih
Di Kanada, sejumlah59,8% individu usia 25-29 tahun dan 37,6% individu usia 30-34 tahuntercatat belum menikah.
Di Kanada, sejumlah59,8% individu usia 25-29 tahun dan 37,6% individu usia 30-34 tahuntercatat belum menikah.
Proporsi individu usia 20-34 tahun yang menikah naik menjadi 60,3% pada 2021. Pada 1996, angkanya hanya mencapai 50,5%.
Proporsi individu usia 20-34 tahun yang menikah naik menjadi 60,3% pada 2021. Pada 1996, angkanya hanya mencapai 50,5%.
Meski di antara individu tersebut ada yang mengungkapkan keinginan untuk menjalani hubungan yang berkomitmen, banyak dari mereka yang menunda keputusan tersebut.
Meski di antara individu tersebut ada yang mengungkapkan keinginan untuk menjalani hubungan yang berkomitmen, banyak dari mereka yang menunda keputusan tersebut.
Di Kanada, rata-rata usia individu yang menikah meningkat 8 tahun. Pada tahun 1970-an, rata-rata seseorang menikah di usia 23,3 tahun. Pada 2020, rata-rata individu baru menikah di usia 31,2 tahun.
Di Kanada, rata-rata usia individu yang menikah meningkat 8 tahun. Pada tahun 1970-an, rata-rata seseorang menikah di usia 23,3 tahun. Pada 2020, rata-rata individu baru menikah di usia 31,2 tahun.
Tren inimengindikasikan beberapa hal: orang-orang kini lebih berfokus mengembangkan karier, lebih ingin jalan-jalan, punya masalah dalam membangun hubungan, atau memang memilih untuk menjadisinglepada awal usia dewasa mereka.
Tren inimengindikasikan beberapa hal: orang-orang kini lebih berfokus mengembangkan karier, lebih ingin jalan-jalan, punya masalah dalam membangun hubungan, atau memang memilih untuk menjadisinglepada awal usia dewasa mereka.
Individu-individu tersebut termasuk orang-orang yang mengklaim diri mereka “single at heart”. Mereka secara sadar memilih menjadisinglekarena memandang penting kesendirian dan kebebasan.
Individu-individu tersebut termasuk orang-orang yang mengklaim diri mereka “single at heart”. Mereka secara sadar memilih menjadisinglekarena memandang penting kesendirian dan kebebasan.
Meski semakin banyak individusingledi usia 20-an dan 30-an, entah karena pilihan atau situasi tertentu, tekanan sosial untuk melepas statussingleterus ada.
Meski semakin banyak individusingledi usia 20-an dan 30-an, entah karena pilihan atau situasi tertentu, tekanan sosial untuk melepas statussingleterus ada.
Ini tak mengherankan karena kita hidup di tengahmasyarakat yang memang sangat memandang penting hubungan pernikahan dan memiliki anak.
Ini tak mengherankan karena kita hidup di tengahmasyarakat yang memang sangat memandang penting hubungan pernikahan dan memiliki anak.
Menjalin hubungan romantis dan membangun keluarga tentu pilihan hidup yang umum dan valid untuk dimiliki individu. Namun, obsesi dengan hubungan romantis justru dapat merugikan jika dibandingkan dengan menjadisingle.
Menjalin hubungan romantis dan membangun keluarga tentu pilihan hidup yang umum dan valid untuk dimiliki individu. Namun, obsesi dengan hubungan romantis justru dapat merugikan jika dibandingkan dengan menjadisingle.
Individu yangsinglesering kali dianggap “belum utuh” semata-mata karena mereka tidak punya pasangan.
Individu yangsinglesering kali dianggap “belum utuh” semata-mata karena mereka tidak punya pasangan.
Penelitian yang saya lakukan dengan kolega saya menunjukkan bahwa individu yangsinglesering kali merasadikecualikan, dijauhi, dan dikasihani karena status mereka. Pandangan ini berdampak pada kesejahteraan mental mereka.
Penelitian yang saya lakukan dengan kolega saya menunjukkan bahwa individu yangsinglesering kali merasadikecualikan, dijauhi, dan dikasihani karena status mereka. Pandangan ini berdampak pada kesejahteraan mental mereka.
Mereka juga menghadapistereotip negatifseperti dianggap egois, tidak berperasaan, penyendiri, atau antisosial.
Mereka juga menghadapistereotip negatifseperti dianggap egois, tidak berperasaan, penyendiri, atau antisosial.
Meski standar untuk berpasangan muncul dari masyarakat, orang-orangsinglebisa menyerap standar tersebut dalam hidup mereka. Alhasil, mereka justru terkena dampak negatifnya.
Meski standar untuk berpasangan muncul dari masyarakat, orang-orangsinglebisa menyerap standar tersebut dalam hidup mereka. Alhasil, mereka justru terkena dampak negatifnya.
Dalam riset lainnya, kami meneliti apa yang kami sebut dengan “relationship pedestal beliefs” atau “kepercayaan hubungan adalah segalanya”. Kami ingin mengukur sampai di level mana individu mempercayai bahwa mereka perlu berada di sebuah hubungan romantis terlebih dahulu agar bisa bahagia.
Dalam riset lainnya, kami meneliti apa yang kami sebut dengan “relationship pedestal beliefs” atau “kepercayaan hubungan adalah segalanya”. Kami ingin mengukur sampai di level mana individu mempercayai bahwa mereka perlu berada di sebuah hubungan romantis terlebih dahulu agar bisa bahagia.
Kami menemukan bahwa individusingleyang memiliki kepercayaan tersebut cenderungtak nyaman hidup sendiriansehingga mengalami kepuasan hidup yang lebih rendah.
Kami menemukan bahwa individusingleyang memiliki kepercayaan tersebut cenderungtak nyaman hidup sendiriansehingga mengalami kepuasan hidup yang lebih rendah.
Bagaimana cara menjadisingle, tetapihigh-quality?
Bagaimana cara menjadisingle, tetapihigh-quality?
Bagaimana individusinglebisa tetap bahagia, punya hidup yang memuaskan, meski terus berhadapan dengan standar masyarakat tentang hubungan romantis?
Bagaimana individusinglebisa tetap bahagia, punya hidup yang memuaskan, meski terus berhadapan dengan standar masyarakat tentang hubungan romantis?
Untuk menjawab pertanyaan ini, saya dan kolegamengulas literatur terkait hidup lajanguntuk memahami kapan individu bisa berkembang atau sekadar berupaya bertahan. Kami menemukan bahwa memang ada sebagian individu yang kesulitan hidup sendiri dan berharap memiliki pasangan.
Untuk menjawab pertanyaan ini, saya dan kolegamengulas literatur terkait hidup lajanguntuk memahami kapan individu bisa berkembang atau sekadar berupaya bertahan. Kami menemukan bahwa memang ada sebagian individu yang kesulitan hidup sendiri dan berharap memiliki pasangan.
Namun, ada juga yang bahagia dan justru berkembang.
Namun, ada juga yang bahagia dan justru berkembang.
Berikut beberapa faktor yang terkait _single era _yang menyenangkan.
Berikut beberapa faktor yang terkait _single era _yang menyenangkan.
1.Merasa aman dengan diri sendiri
1.Merasa aman dengan diri sendiri
Individusingleyang merasa aman dengan dirinya sendiriserta nyaman dalam mempercayai dan mendekatkan diri pada hubungan yang erat menjadi individusingleyang paling bahagia.
Individusingleyang merasa aman dengan dirinya sendiriserta nyaman dalam mempercayai dan mendekatkan diri pada hubungan yang erat menjadi individusingleyang paling bahagia.
Mereka memiliki kepuasan hidup yang tinggi dan lebih pandai meregulasi emosi. Parasingleyang tidakinsecureini terbuka dengan konsep hubungan romantis, tapi tidak masalah dan baik-baik saja menjadisingle.
Mereka memiliki kepuasan hidup yang tinggi dan lebih pandai meregulasi emosi. Parasingleyang tidakinsecureini terbuka dengan konsep hubungan romantis, tapi tidak masalah dan baik-baik saja menjadisingle.
Individusinglecenderung berinvestasi lebih dalam pertemanan dibandingkan individu yang sudah berpasangan. Ketikaindividusingleaktif menjaga pertemanan, mereka akan cenderung merasa diterima oleh teman, punya harga diri lebih tinggi, dan lebih bahagia dengan statussinglemereka.
Individusinglecenderung berinvestasi lebih dalam pertemanan dibandingkan individu yang sudah berpasangan. Ketikaindividusingleaktif menjaga pertemanan, mereka akan cenderung merasa diterima oleh teman, punya harga diri lebih tinggi, dan lebih bahagia dengan statussinglemereka.
3. Menyadari kebutuhan akan intimasi
3. Menyadari kebutuhan akan intimasi
Individusingletetap mempunyai kebutuhan intimasi dan seksual. Penelitian menunjukkan bahwa, ketikaindividu dewasasinglebisa memenuhi kebutuhan tersebutmereka cenderung lebih bahagia menikmati kesendirian dan tak terlalu menginginkan hubungan romantis.
Individusingletetap mempunyai kebutuhan intimasi dan seksual. Penelitian menunjukkan bahwa, ketikaindividu dewasasinglebisa memenuhi kebutuhan tersebutmereka cenderung lebih bahagia menikmati kesendirian dan tak terlalu menginginkan hubungan romantis.
Namun, seiring berjalannya lalu, individusingleyang terpenuhi di aspek ini lebih berpeluang menjalani hubungan romantis ke depannya.
Namun, seiring berjalannya lalu, individusingleyang terpenuhi di aspek ini lebih berpeluang menjalani hubungan romantis ke depannya.
Ketika individu memasuki usia 40-an, mereka cenderung lebih bahagia dengan statussingle. Ini umumnya terjadi karena individusingleparuh baya sudah banyak belajar bagaimana menginvestasikan hidup mereka ke hal yang disukai dan cenderung lebih kebal dari tekanan sosial.
Ketika individu memasuki usia 40-an, mereka cenderung lebih bahagia dengan statussingle. Ini umumnya terjadi karena individusingleparuh baya sudah banyak belajar bagaimana menginvestasikan hidup mereka ke hal yang disukai dan cenderung lebih kebal dari tekanan sosial.
5. Pentingkan kebebasan, keseruan, dan kreativitas
5. Pentingkan kebebasan, keseruan, dan kreativitas
Penelitian menunjukkan bahwa individusingleyangmemandang penting kebebasan, keseruan, dan kreativitas cenderung lebih bahagia.
Penelitian menunjukkan bahwa individusingleyangmemandang penting kebebasan, keseruan, dan kreativitas cenderung lebih bahagia.
Menjadisingledi usia 20-an atau 30-an bisa jadi momen yang pas untuk berfokus pada pengembangan diri, karier, cita-cita, serta hubungan dengan keluarga, teman, dan komunitas. Semuanya merupakan bahan untuk membangun hidup yang bahagia—entah dengan statussingleataupun berpasangan.
Menjadisingledi usia 20-an atau 30-an bisa jadi momen yang pas untuk berfokus pada pengembangan diri, karier, cita-cita, serta hubungan dengan keluarga, teman, dan komunitas. Semuanya merupakan bahan untuk membangun hidup yang bahagia—entah dengan statussingleataupun berpasangan.
Yuthika Girme, Associate Professor, Department of Psychology,Simon Fraser University
Yuthika Girme, Associate Professor, Department of Psychology,Simon Fraser University
Artikel ini terbit pertama kali diThe Conversation. Bacaartikel sumber.
Artikel ini terbit pertama kali diThe Conversation. Bacaartikel sumber.
Sabtu, 14-Jun-2025 | Lili Lestari
Sabtu, 14-Jun-2025 | Lili Lestari
Sabtu, 14-Jun-2025 | Lili Lestari
Sabtu, 14-Jun-2025 | Aloysius Widiyatmaka
Sabtu, 14-Jun-2025 | Lili Lestari
Sabtu, 14-Jun-2025 | Aloysius Widiyatmaka
Sabtu, 14-Jun-2025 | Aloysius Widiyatmaka
Sabtu, 14-Jun-2025 | Lili Lestari
Sabtu, 14-Jun-2025 | Yebdi Trismar
Sabtu, 14-Jun-2025 | Lili Lestari
Sabtu, 14-Jun-2025 | Yebdi Trismar