Dokter Harvard Ungkap 6 Makanan-Minuman yang Bisa Picu Kanker, No 2 Kerap Dikonsumsi

Kanker merupakan salah satu penyakit mematikan. Terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker, termasuk lingkungan hingga genetik. Faktor makanan dan minuman yang tidak sehat dan dikonsumsi sehari-hari juga diam-diam bisa memengaruhi risiko kanker.

Seorang ahli gastroenterologi lulusan Harvard, dr Saurabh Sethi, menyoroti ada enam jenis makanan sehari-hari yang secara ilmiah dikaitkan dengan perkembangan dan progresi kanker. Apa saja? Simak penjelasan berikut ini, seperti dikutip dari Times of India.

Daging olahan dianggap sebagai pilihan yang kaya protein. Beberapa orang bahkan menganggapnya sebagai pilihan makanan yang lebih mudah. Padahal, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), daging olahan diklasifikasikan sebagai karsinogen Kelompok 1, yang berarti ada bukti kuat bahwa daging olahan dapat menyebabkan kanker, khususnya kanker kolorektal.

dr Sethi memperingatkan nitrat dan pengawet yang digunakan dalam daging ini dapat merusak sel-sel yang melapisi usus dan memicu perubahan kanker. Ia menyarankan untuk mengganti daging olahan dengan daging tanpa lemak yang dimasak di rumah seperti ayam panggang, atau bahkan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan dan lentil.

Soda dan minuman manis lainnya kerap dianggap sebagai sumber energi atau peningkatan suasana hati. dr Sethi menekankan, minuman manis tak hanya meningkatkan kadar gula darah, tetapi juga memicu peradangan kronis yang dapat mempercepat progresi kanker.

Sering mengonsumsi minuman manis dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker terkait obesitas seperti kanker payudara, pankreas, dan usus besar.

Menggoreng dengan minyak yang banyak, terutama minyak yang digunakan berulang kali, dapat menyebabkan terbentuknya akrilamida, senyawa yang diketahui dapat memicu peradangan dan meningkatkan risiko kanker.

dr Sethi menyoroti, konsumsi makanan yang digoreng secara teratur dikaitkan dengan stres oksidatif dan peradangan kronis, lingkungan tempat kanker 'tumbuh subur'.

NEXT: Makanan Hangus hingga Makanan Olahan

dr Sethi menyoroti bahaya tersembunyi, saat makanan, seperti daging terlalu matang atau gosong, akan menghasilkan amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), yang diketahui dapat merusak DNA.

Kerusakan DNA yang berulang merupakan langkah kunci menuju terjadinya pertumbuhan sel kanker.

dr Sethi menuturkan konsumsi alkohol, bahkan dalam jumlah sedang, dikaitkan dengan risiko kanker terkait hormon yang lebih tinggi seperti kanker payudara dan hati.

Alkohol dapat mengubah kadar estrogen dan mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi penting seperti folat, yang berperan dalam perbaikan DNA.

Makanan kemasan hingga makanan siap saji dianggap sebagai penyelamat dalam rutinitas yang padat. Makanan-makanan ini tidak mengandung nutrisi alami dan mengandung banyak zat aditif buatan, gula olahan, dan lemak tidak sehat. dr Sethi menekankan, konsumsi makanan ultra-olahan sering memicu peradangan kronis tingkat rendah, salah satu faktor utama dalam proses kanker.

Waspada! Pakar Ungkap Gejala COVID Varian ‘Nimbus’ yang Bisa Muncul di Perut

Varian ini juga menjadi dominan di beberapa wilayah Asia, termasuk Singapura, China, hingga Hong Kong. Para ahli menekankan, meski strain COVID-19 sebelumnya kerap dikaitkan dengan gejala seperti flu, NB.1.8.1 dapat menyebabkan masalah gastrointestinal seperti:

Pasien yang mengalami kembung, sembelit, dan nyeri perut juga dapat dikaitkan dengan gejala COVID-19 varian Nimbus.

"Gejala umum [dari NB.1.8.1] meliputi sakit tenggorokan , kelelahan, demam, batuk ringan, nyeri otot, dan hidung tersumbat. Gejala gastrointestinal juga dapat terjadi dalam beberapa kasus," imbuh Dr Lara Herrero, Associate Professor dan Pemimpin Penelitian Virologi di Griffith University, dikutip dari Mirror.

Di sisi lain, varian Nimbus atau NB.1.8.1 pertama kali terdeteksi pada akhir Januari. Varian ini merupakan subvarian Omicron JN.1 dan telah mengalami peningkatan tajam dalam kasus global beberapa minggu terakhir.

Hingga 18 Mei 2025, sebanyak 518 sekuens NB.1.8.1 telah dikirimkan ke GISAID dari 22 negara, mewakili 10,7 persen dari total sekuens global yang tersedia pada minggu epidemiologi ke-17, yakni 21-27 April tahun 2025. Meskipun tergolong rendah, prevalensi ini meningkat signifikan dari 2,5 persen, empat minggu sebelumnya pada minggu epidemiologi ke-14, yakni periode 31 Maret-6 April 2025.Vaksin COVID-19 yang saat ini disetujui diperkirakan tetap efektif terhadap varian ini, baik untuk mencegah gejala maupun penyakit berat.

COVID Nimbus: Varian Baru COVID-19 yang Belum Bisa Diprediksi KeganasannyaCOVID Nimbus: Varian Baru COVID-19 yang Belum Bisa Diprediksi Keganasannya(suc/suc)covid-19varian nimbusgejala gastrointestinalmualmuntah

‘Reaction Time’ di Balik 5 Penyelamatan Memukau Emil Audero, Meski Tetap Dibantai Jepang

Timnas Indonesia memang kalah telak enam gol tanpa balas dari timnas Jepang di laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup C Zona Asia, Selasa (10/6). Namun, di laga tersebut ada sosok Emil Audero yang mencuri perhatian di Osaka, Jepang.

Terlepas dari kekalahan telak tersebut, Jay Idzes cs bisa saja kebobolan lebih banyak jika tak ada Emil Audero di bawah mistar. Pasalnya, eks kiper Juventus ini bikin lima penyelamatan memukau di laga ini.

Salah satu faktor yang membuat seorang Emil Audero mampu dengan cekatan memotong atau menepis bola adalah dirinya memiliki reaction time atau waktu yang diberikan oleh tubuh untuk merespons stimulus eksternal di atas rata-rata.

Spesialis olahraga dr Andhika Raspati, SpKO menuturkan salah satu bekal yang harus dimiliki seorang kiper, terlebih sekelas Audero adalah 'reaction time' yang bagus.

"Salah satu yang dilatih di kiper ini adalah reaction time. Jadi bener-bener kecepatan reaksi dia. Nah, itu kan di kiper harga mati," kata dr Dhika saat dihubungi detikcom, Selasa (10/6/2025).

"Bahkan sekarang sampai ada tuh yang kacamata dipakai kiper buat ngelatih fokus. Nah itu juga termasuk untuk melatih waktu reaksi dia," sambungnya.

Dikutip dari Diamond Football, reaction time memiliki peranan sangat penting di sepak bola. Hal ini karena olahraga ini serba cepat, sehingga keputusan harus diambil hanya dalam hitungan detik.

Bagi seorang kiper, baik buruknya reaction time akan menentukan keberhasilan dan kegagalan. Seperti yang diketahui, pada level sepak bola elit, kecepatan tendangan dari seorang pemain membuat bola terkadang sulit dilihat oleh mata telanjang.

Reaction time dari penjaga gawang yang mumpuni dapat membantu dirinya untuk menentukan posisi berdiri, menepis, atau menangkap bola hasil sepakan lawan.

Selain itu, respons yang lebih cepat memungkinkan kiper membuat keputusan yang lebih baik dalam situasi bertekanan tinggi. Refleks yang lebih cepat juga dapat membantu pemain menghindari potensi tabrakan dan tekel di lapangan.

Potret Anak-anak Babi Jadi Terapi Jiwa bagi Warga Kyiv di Tengah Perang

Kyiv- Warga Kyiv menemukan pelipur lara lewat anak babi lucu di sebuah kafe unik. Kafe dengan anak babi itu menawarkan kehangatan dan harapan.

Di jantung kota Kyiv, di tengah sirine serangan udara yang terus-menerus, suara senjata pertahanan udara, dan pesawat nirawak yang terbang di atas kepala, terdapat surga kecil yang penuh kegembiraan dan ketenangan—sebuah kafe unik tempat warga ibu kota yang tertekan menemukan pelipur lara di antara anak-anak babi yang suka bermain. Foto: REUTERS/Alina Smutko

Kafe tersebut, yang menjadi sumber kehangatan di masa-masa sulit, digagas oleh Denys Davydenko dan istrinya Yuliia, yang kembali ke tanah air mereka setelah hidup sebagai pengungsi di Prancis. Terinspirasi oleh kehadiran hewan yang bersifat terapeutik, mereka memperkenalkan konsep kafe anak babi ke Ukraina, yang menawarkan sepotong kebahagiaan di tengah konflik yang sedang berlangsung. Foto: REUTERS/Alina Smutko

Bintang-bintang kecil kafe itu, Peppa, Duo, Batman, Gucci, Chanel, Bombombini-Parosini, dan Ray, bukanlah anak-anak babi biasa. Di usianya yang baru 1,5 bulan, berat mereka antara 1,5 dan 3 kg, dan berat mereka diperkirakan akan bertambah sepuluh kali lipat saat mereka dewasa. Foto: REUTERS/Alina Smutko

Meskipun ukurannya kecil, mereka memiliki kapasitas yang sangat besar untuk memberikan kenyamanan dan kebahagiaan bagi setiap orang yang mereka temui. Tingkah laku mereka yang lucu dan gerutuan mereka yang lembut menawarkan pelarian sesaat dari kenyataan pahit di luar sana, memberikan kelegaan emosional yang sesungguhnya bagi mereka yang berinteraksi dengan mereka. Foto: REUTERS/Alina Smutko

Kafe tersebut merupakan pengingat akan ketangguhan rakyat Ukraina, yang menemukan cara untuk tersenyum bahkan di masa-masa tersulit. Kesenangan sederhana saat berada di antara anak-anak babi yang menggemaskan menciptakan tempat perlindungan—tempat di mana harapan dan kebahagiaan tumbuh subur melawan segala rintangan. Foto: REUTERS/Alina Smutko

Dikenal Antivax, Menkes AS Pecat Semua Panel Ahli Komite Vaksin CDC

Komite Penasihat untuk Praktik Imunisasi atau The Advisory Committee for Immunization Pract (ACIP) membuat rekomendasi tentang keamanan, kemanjuran, dan kebutuhan klinis vaksin.

"Hari ini kami memprioritaskan pemulihan kepercayaan publik di atas agenda pro atau antivaksin tertentu," kata Kennedy dalam sebuah pernyataan dikutip dari ABC News, Rabu (11/6/2025).

Dalam siaran pers, HHS menuturkan pemerintahan Biden menunjuk semua 17 anggota ACIP yang sedang menjabat, dengan 13 dari penunjukan tersebut terjadi pada tahun 2024.

Penunjukan tersebut berarti pemerintahan Trump harus menunggu hingga tahun 2028 sebelum memilih mayoritas anggota komite, menurut Kennedy.

Kennedy menuturkan mengganti anggota komite yang sedang menjabat akan membantu memulihkan kepercayaan publik.

"Pembersihan menyeluruh diperlukan untuk membangun kembali kepercayaan publik terhadap ilmu vaksin," pernyataan Kennedy berlanjut.

"Anggota baru ACIP akan memprioritaskan kesehatan masyarakat dan pengobatan berbasis bukti. Komite tidak akan lagi berfungsi sebagai stempel karet untuk agenda industri yang mencari untung," sambung dia.

Kennedy juga menulis bahwa ACIP tidak pernah merekomendasikan vaksin 'bahkan yang kemudian ditarik karena alasan keamanan.'

Pertemuan ACIP berikutnya dijadwalkan pada tanggal 25-27 Juni. Kennedy menuturkan pada hari Selasa (10/2) malam bahwa ia akan menunjuk anggota baru dalam "beberapa hari mendatang" dan bahwa mereka akan memilih "dokter dan ilmuwan yang sangat berkualifikasi" dan bukan "anti-vaksin ideologis."

Kennedy telah menghadapi kritik atas aktivisme anti-vaksinnya, yang mencakup pendirian lembaga nirlaba anti-vaksin terbesar di negara itu.

Video AS Setop Pewarna Makanan Sintetis Berbasis Minyak BumiVideo AS Setop Pewarna Makanan Sintetis Berbasis Minyak Bumi(kna/kna)antivaksinkesehatan masyarakatrobert f. kennedy jr.cdcvaksin

Kini Ada Nimbus, Ternyata Ini Alasan Varian Baru COVID-19 Bermunculan

Baru-baru ini, sejumlah negara melaporkan peningkatan kasus COVID-19, termasuk di Indonesia. Hal ini biasanya tak luput dari kemunculan varian baru COVID-19, seperti XFG, NB.1.8.1 atau varian nimbus, hingga MB.1.1 dan KP.2.18.

Varian XFG misalnya, saat ini tengah merebak di India. XFG ini merupakan varian rekombinan atau hasil dari gabungan materi genetik dari dua varian berbeda yang menginfeksi seseorang secara bersamaan.

Varian NB.1.8.1 atau varian Nimbus saat ini sudah merebak di 22 negara, termasuk Inggris, Amerika Serikat, hingga Australia. Varian ini juga menjadi dominan di beberapa wilayah Asia, termasuk Singapura, China, hingga Hong Kong. Varian ini bukanlah rekombinan, melainkan sublineage atau turunan dari varian Omicron, khususnya bagian dari keluarga XBB.

Sementara itu, MB.1.1 dan KP.2.18 adalah varian yang saat ini merebak di Indonesia. Keduanya memiliki karakteristik yang sama dengan JN.1.

Selain varian-varian tersebut, masih banyak lagi varian COVID yang beredar. Lantas, apa yang menjadi pemicu varian baru terus bermunculan?

Epidemiolog Dicky Budiman menuturkan SARS-CoV-2, penyebab COVID-19, adalah virus RNA yang memiliki sifat mudah bermutasi, terutama ketika masih beredar luas di populasi manusia. Setiap kali virus tersebut menginfeksi seseorang, ada peluang terjadinya perubahan atau mutasi genomnya.

"Mayoritas mutasi ini tidak signifikan, tetapi beberapa mutasi bisa membuat virus lebih menular, lebih mampu menghindari kekebalan, atau bahkan lebih sulit terdeteksi oleh sistem kekebalan tubuh," ucapnya saat dihubungi detikcom, Rabu (11/6/2025).

"Varian seperti XFG, MB.1.1, dan NB.1.8.1 adalah bagian dari turunan Omicron varian yang paling dominan saat ini. Mereka berkembang karena seleksi alam, artinya varian yang bisa bertahan dan menyebar lebih baik akan lebih mendominasi," imbuhnya lagi.

Oleh karena itu, Dicky mengimbau agar masyarakat tetap waspada namun tidak perlu panik. Sejauh ini, lanjutnya, varian baru tersebut belum menunjukkan peningkatan keparahan penyakit secara signifikan jika dibandingkan dengan varian Omicron sebelumnya.

Meski begitu, ia menilai vaksinasi tetap penting dilakukan, khususnya bagi kelompok rentan. Hal ini dikarenakan penularan virus masih tinggi, terutama di populasi yang imunitasnya mulai menurun, baik karena belum vaksinasi ulang (booster) atau karena infeksi sebelumnya sudah lama terjadi.

Selain vaksin, perlu juga menggunakan masker di ruangan tertutup dan ramai, terutama saat ada lonjakan kasus atau saat merasa tidak enak badan.

"Tetap di rumah bila sakit adalah bentuk tanggung jawab sosial untuk mencegah penularan. Perhatikan ventilasi ruangan dan tetap jaga kebersihan tangan," sambungnya lagi.

Pengakuan Pasien Terpapar COVID-19 Varian ‘Nimbus’, Ini Gejala yang Dirasakan

Varian COVID-19 baru NB.1.8.1 kini tengah menyebar di sejumlah negara, termasuk Thailand dan Singapura. Varian ini disebut sebagai 'Nimbus' atau dalam ilmu cuaca merujuk pada salah satu awan berwarna abu-abu gelap dan tebal yang menyebabkan hujan. Nama resminya adalah varian COVID-19 NB.1.8.1.

Seorang ahli epidemiologi di China, Dr Zhong Nanshan, mengungkapkan varian 'Nimbus' ini memiliki gejala yang khas yakni sakit tenggorokan. Banyak pasien yang melaporkan gejala sakit tenggorokan seperti 'tersayat pisau cukur atau pecahan kaca'.

Banyak warga China yang memposting di media sosial, salah satunya Weibo, mereka tertular COVID-19 dan menunjukkan gejala yang menyakitkan. Hal itu bahkan membuat mereka merasa seperti kehabisan tenaga.

Varian NB.1.8.1 telah menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 di sejumlah negara, termasuk China. Berdasarkan data dari Maret-Mei, pasien yang dirawat di UGD yang dites positif COVID-19 naik dari 7,5 menjadi 16,2 persen.

Analisis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan varian 'Nimbus' lebih menular. Namun, masih belum ada bukti bahwa varian tersebut dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah atau kematian.

Selain sakit tenggorokan, pasien yang terinfeksi varian 'Nimbus' juga melaporkan gejala yang mirip dengan varian sebelumnya, seperti batuk, demam, nyeri otot, dan hidung tersumbat. Dr Nanshan juga menuturkan gelombang COVID-19 saat ini tidak jauh berbeda dari yang sebelumnya.

"Namun kali ini, laporan klinis menunjukkan bahwa gejala radang tenggorokan akibat silet lebih jelas, dan batuknya lebih banyak," bebernya yang dikutip dariDaily Mail.

Melalui unggahan media sosial Weibo, warga China juga mengungkapkan gejala yang muncul akibat varian 'Nimbus'.

"Saat makan siang beberapa hari yang lalu, seorang kolega batuk sangat parah hingga saya pikir dia tersedak makanan," tulis seorang warga di Weibo.

"Dia menuturkan itu adalah efek yang masih ada dari gelombang COVID ini. Ketika saya bertanya tentang gejala utamanya, dia menuturkan radang tenggorokan yang seperti tersayat silet," sambungnya.

Warga lainnya juga mengungkapkan keluhan yang hampir sama, yakni sakit tenggorokan.

"Saya pernah terserang radang tenggorokan seperti tersayat silet, dan merasa sangat lelah," katanya.

Seorang warga juga menyebutkan gejala yang sama. Radang tenggorokan menjadi tanda atau gejala yang pertama kali terasa.

"Radang tenggorokan akibat silet pasca COVID sangat parah. Bengkak, nyeri, dan saya hampir tidak bisa bicara. Adakah pengobatan yang cepat?" tulisnya.

Jangan Makan Kentang yang Sudah Bertunas, Sefatal Ini Efeknya ke Tubuh

"Bahaya banget, inget dosenku pernah bilang kalau umbi-umbian udh bertunas dia bukan makanan lagi," tulis seorang pengguna X menanggapi unggahan tersebut.

Jika disimpan terlalu lama, kentang dapat mulai bertunas, sehingga menimbulkan perdebatan mengenai apakah kentang aman untuk dimakan.

Di satu sisi, sebagian orang menganggap kentang yang bertunas aman untuk dimakan, asalkan membuang tunasnya. Di sisi lain, banyak yang memperingatkan bahwa kentang yang bertunas beracun dan dapat menyebabkan keracunan makanan dan bahkan kematian.

Kentang bertunas berarti kadar racunnya terlalu tinggi dan kentang tidak lagi aman untuk dikonsumsi. Menurut Andrew Stolbach, MD, MPH, seorang ahli toksikologi dan dokter gawat darurat di Departemen Kedokteran Gawat Darurat di Johns Hopkins Hospital, glikosida dalam kentang yang bertunas dapat menyebabkan beberapa gejala yang cukup tidak nyaman bagi tubuh.

"Glikoalkalkoid menyebabkan gangguan gastrointestinal seperti kram, diare, mual, dan muntah. Secara teori, mengonsumsi kentang bertunas bisa bikin tekanan darah turun, mengalami demam, gejala neurologis bahkan meninggal, tetapi ini jarang terjadi," kata Stolbach kepada Eating Well.

"Kebanyakan orang hanya akan mengalami gangguan gastrointestinal ringan," sambung dia.

Menurut sebuah studi tahun 2024 di Journal of Experimental and Basic Medical Sciences, ada beberapa kasus kematian langka setelah memakan kentang beracun. Gejala biasanya muncul dalam beberapa jam, tetapi dalam beberapa kasus bisa memakan waktu hingga satu hari.

Umumnya, keracunan akibat kentang beracun dapat diobati di rumah. Pada akhirnya, cara terbaik untuk melindungi diri sendiri adalah membuang kentang yang bercak hijau atau bertunas.

Bisa juga dengan membuang bagian yang berwarna hijau dan memasaknya bersamaan dengan kentang lain, meski hal ini tidak disarankan.

"Bahan kimia alami ini tidak hilang dengan menggoreng, memanggang, memanaskannya dalam microwave, atau merebus. Memotong tunas dan kulit hijau akan mengurangi, tetapi tidak menghilangkan, paparan Anda," tandasnya.

Video: Kepala BGN Setop SPPG di Bogor Buntut Kasus Keracunan Massal MBGVideo: Kepala BGN Setop SPPG di Bogor Buntut Kasus Keracunan Massal MBG(kna/kna)kentang bertunaskeracunan makanangejala keracunankentang

India Membara! Dilanda Gelombang Panas, Suhunya Bisa Tembus 47 Derajat Celcius

Gelombang panas atau heatwave yang menyengat melanda India bagian utara, dengan suhu yang melonjak di atas normal. Kondisi ini tentunya mengganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan masalah kesehatan.

Departemen Meteorologi India mengungkapkan pada Senin (9/6/2025), suhu udara melonjak hingga 47,3 derajat Celsius di Sri Ganganagar, sebuah kota gurun di negara bagian barat laut Rajasthan.

Panas yang menyengat membuat infrastruktur kesehatan negara menjadi kewalahan. Paparan suhu ekstrem yang berkepanjangan sering kali menyebabkan sengatan panas atau heat stroke, yang sangat berdampak pada orang yang bekerja di luar ruangan, anak-anak, dan orang tua.

Tahun lalu, gelombang panas selama berbulan-bulan di seluruh wilayah India. Menurut data Kementerian Kesehatan India, kondisi tersebut menewaskan lebih dari 100 orang dan menyebabkan lebih dari 40 ribu kasus dugaan heat stroke.

Pada Senin (9/6), ibu kota India yakni New Delhi mengalami gelombang panas pertama musim ini dengan suhu yang melonjak hingga lebih dari 45 derajat Celsius. Cuaca panas yang menyengat tidak hanya sekedar angka karena suhu yang dirasakan, indeks panas yang memperhitungkan kelembapan relatif lebih tinggi beberapa tingkat.

Seorang pengemudi becak, Pradeep Kumar, sangat merasakan dampak panas yang menyengat itu dan berpengaruh pada kesehatannya. Hal ini juga mempengaruhi pendapatannya karena orang-orang menghindari perjalanan pulang pergi di siang hari.

"Panas ini membuat kami sangat lelah. Kami minum air untuk bertahan. Tetapi, kesehatan kami sering kali terganggu. Saya merasa terganggu," tutur Kumar yang dikutip dariSouth China Morning Post.

Departemen cuaca telah mengeluarkan peringatan gelombang panas untuk beberapa hari ke depan di India utara yang mencakup negara bagian Rajasthan, Uttar Pradesh, Haryana, dan wilayah ibu kota nasional New Delhi.

Beberapa bagian wilayah tersebut mungkin akan mengalami hujan ringan mulai hari Kamis (12/6), yang akan membawa kelegaan.

Gelombang panas ini juga dirasakan oleh seorang turis dari Amerika Serikat, Ryan Rodriguez. Pria 22 tahun itu mengonsumsi minuman dingin untuk menyejukkan dirinya di Delhi.

"Cuaca di sini cukup panas. Saya baru saja datang dari perjalanan ke Timur Tengah, jadi saya masih beradaptasi. Tetapi, (cuaca di sini) jauh lebih panas daripada Virginia. Sejauh ini saya belum pernah melihat cuaca yang lebih panas dari ini di India," kata Rodriguez.

Di Uttar Pradesh, gelombang panas yang menyiksa membuat masyarakat sulit karena masalah jaringan listrik.

"Tidak ada cahaya selama berjam-jam di sore hari, tepat saat panasnya tak tertahankan. Kipas angin berhenti, pendingin tidak berfungsi, dan kami hanya bisa duduk di lantai, basah kuyup oleh keringat," beber Shabnam Khan, seorang ibu rumah tangga di Lucknow, Uttar Pradesh.

Ilmuwan senior di Pusat Meteorologi Regional di Lucknow, Atul Kumar Singh, menuturkan gelombang panas di musim panas yang brutal ini masih akan terus berlangsung. Sebab, hujan monsun musiman masih beberapa minggu lagi.

"Kami melihat yang terburuk dari panas dan kelembaban. Ini bukan lagi sekadar masalah ketidaknyamanan. Ini telah menjadi keadaan darurat kesehatan masyarakat," pungkasnya.

Rutin Minum Kopi Tanpa Gula Punya Efek Ini

Meski demikian, melanjutkan gula ke secangkir kopi bisa mengurangi manfaat yang ditawarkan. Ketahui sejumlah manfaat kesehatan saat rutin mengkonsumsi kopi pahit atau tanpa gula berikut ini.

Dikutip dari Healthline, minum kopi tanpa gula dapat menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2, menyehatkan otak, serta meningkatkan suasana hati. Berikut penjelasannya.

Menurut penelitian, minum kopi hitam pahit secara teratur bisa menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2. Salah satu studi menunjukkan bahwa setiap secangkir kopi bisa menurunkan risiko diabetes hingga 11 persen.

Kopi bisa membantu melindungi dari gangguan neurodegeneratif tertentu, seperti penyakit alzheimer dan parkinson. Salah satu penelitian menemukan, orang yang rutin mengonsumsi kafein memiliki risiko terkena penyakit parkinson lebih rendah. Tak hanya itu, konsumsi kafein juga bisa memperlambat perkembangan penyakit parkinson.

Peneliti menemukan bahwa kopi hitam bisa membantu mengelola berat badan. Sebuah studi menunjukkan bahwa minuman berkafein, seperti kopi cenderung tidak menyebabkan berat badan naik.

Studi lainnya membuktikan bahwa minum minuman berkafein 30 menit hingga 4 jam sebelum makan bisa mengurangi nafsu makan. Meski demikian, perlu diketahui bahwa manfaat ini bisa berkurang jika kopi ditambah krimer dan zat pemanis lainnya.

Kafein dalam kopi dapat membantu meningkatkan energi dan melawan rasa lelah. Sebab, kafein bisa memblokir neurotransmitter yang dikenal dengan adenosin. Sehingga, kadar neurotransmitter lain di otak yang mengatur tingkat energi meningkat.

Asupan kopi bisa membantu menurunkan risiko terkena beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara, kolorektal, dan hati. Hal tersebut dibuktikan dalam penelitian. Menurut para ilmuwan, manfaat ini disebabkan oleh antioksidan dalam kopi yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas.

Kandungan kafein juga bisa membantu meningkatkan suasana hati. Menurut penelitian, konsumsi empat cangkir kopi atau lebih dalam sehari bisa membantu mengurangi depresi.

Asupan kopi tanpa gula disarankan tidak lebih dari empat cangkir dalam sehari. Perlu diketahui bahwa beberapa orang perlu membatasi asupan kopi, seperti orang hamil atau menyusui, anak-anak dan remaja, sera orang dengan kondisi kesehatan tertentuMitos atau Fakta: Konsumsi Kopi Bikin Anak Jadi PendekMitos atau Fakta: Konsumsi Kopi Bikin Anak Jadi Pendek(elk/tgm)kopikafeinmanfaat kopi

Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.