Lemah Otot Jantung Bisa Sebabkan Kematian, ini Gejala dan Penanganannya

mediaindonesia67 Dilihat

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

MUNGKIN sebagian orang masih asing mendengar apa itu Kardiomiopati. Kondisi ini ternyata bisa menyebabkan hal yang sangat fatal apabila tidak ditangani dengan baik. Untuk itu perlu mengetahui kasus Kardiomiopati ini. 

Penyakit Kardiomiopati atau bisa dikenal dengan Lemah Otot Jantung merupakan suatu kondisi dimana menyebabkan fungsi abnormal dan terkadang irama jantung tidak berfungsi secara baik. Sehingga dapat menyebabkan gagal jantung karena tidak bisa memompa darah pada jantung dengan baik. 

Menurut Konsultan Senior Kardiologi Novena Heart Center, Dr. Tang Hak Chiaw menuturkan Kardiomiopati ini bisa menyerang siapa saja hingga menyebabkan kematian mendadak. Kondisi ini juga bisa diperoleh dari genetik dan akan mempengaruhi kondisi generasi keluarga lainnya. 

Baca juga : Ciri-Ciri Jantung Rusak Bisa Dilihat dari Cara Tidur

“Banyak pasien yang datang dari kami merupakan individu yang tampak sehat dan aktif. Tetapi dia mengalami gejala seperti pingsan mendadak, detak jantung yang tidak teratur, atau bisa kelelahan saat melakukan aktivitas lainnya,” ujar Dr. Tang Hak Chiaw. 

“Yang sangat mengkhawatirkan adalah dimana kondisi sangat mudah terlewat tanpa kesadaran dan evaluasi medis yang tepat. Untuk kasus ini bisa terjadi dari genetik keluarga dan bisa diteruskan ke generasi selanjutnya,” sambung Dr. Tang Hak Chiaw. 

Walaupun seseorang mengalami gejala Kardiomiopati (Lemah Otot Jantung) ini harus melalui serangkaian seperti EKG ataupun MRI. Apabila serangkaian ini memiliki hasil yang tidak baik, maka harus dilakukan operasi ataupun mengonsumsi obat seumur hidup. 

Baca juga : Waspada! Batuk Berkepanjangan Bisa Jadi Tanda Gagal Jantung

“Kami menerima banyak rujukan pasien dengan gagal jantung yang tidak jelas, pingsan berulang, atau hasil EKG yang abnormal, dan lewat MRI jantung akhirnya diketahui bahwa mereka menderita kardiomiopati,” ujar Dr. Tang Hak Chiaw. 

“Seseorang yang terkena penyakit Kardiomiopati memang tidak sepenuhnya bisa sembuh, tetapi bisa diatasi dengan mengonsumsi obat ataupun melakukan serangkaian operasi,” sambung Dr. Tang Hak Chiaw. 

Dalam mencegah hal ini, perlu adanya deteksi dini untuk menghindari gejala yang akan mengalami kondisi yang cukup berat. Hal ini bisa menjadi penyelamat nyawa terutama pada pasien dan ataupun keluarga dengan resiko genetik. 

“Deteksi dini bisa menjadi penyelamat nyawa, terutama pada pasien muda atau keluarga dengan risiko genetik. Dengan pendekatan yang tepat dan teknologi canggih, kami membantu pasien menemukan kejelasan dan arah pengobatan yang tepat.” ujar Dr. Tang Hak Chiaw. 

Bukan hanya mengalami gejala seperti sesak napas ataupun pingsan mendadak, ternyata Kardiomiopati memiliki gejala seperti: 

Keterbatasan fungsi jantung dalam mengalirkan darah ternyata dapat menyebabkan keletihan. Ini bisa terjadi ketika terlibat dalam aktivitas fisik yang cukup berat.

Apabila mengalami nyeri dada yang cukup berkepanjangan, hal ini bisa terjadi mengalami gejala Kardiomiopati. Gejala ini akan merasakan seperti ras tertekan di dada tengah, perih yang dapat menjalar ke leher, rahang ataupun lengan dan juga akan merasakan seperti ditusuk. 

Penyakit ini menyebabkan detak jantung yang tidak normal (aritmia), seperti fibrilasi atrium atau bradikardia. Gejala ini bisa dirasakan sebagai detakan yang sangat cepat, atau sebaliknya, sebagai detakan yang lambat.

Kardiomiopati terdiri dari beberapa kategori, termasuk: 

Untuk mencegah Kardiomiopati ini bisa dilakukan dengan mengubah gaya hidup yang sehat. Mulai dari pola makan yang baik, rajin berolahraga, berhenti merokok ataupin mengonsumsi alkohol serta tidur yang cukup. 

Kardiomiopati memang tidak bisa disembuhkan dengan sepenuhnya. Tetapi untuk mencegah adanya gejala berat dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat. Hal ini bisa memompa, meningkatkan aliran darah serta menormalkan detak jantung. 

Beberapa terapi gen termasuk LX2020 dan Mydicar menunjukkan janji untuk memperbaiki baik struktur maupun fungsi jantung secara langsung. Dengan kemajuan dalam farmakologi, bioteknologi, dan teknologi digital, penanganan kardiomiopati semakin ditujukan secara individual dan tepat.

Pemanfaatan LVAD dan alat implan untuk mengawasi kondisi jantung dalam waktu nyata telah memperkuat pengobatan kardiomiopati serta mencegah terjadinya aritmia yang berbahaya.

Cara tidur seseorang dapat menjadi sinyal awal adanya masalah pada jantung.

Dalam beberapa kasus, batuk terus-menerus bisa menjadi sinyal awal gagal jantung, kondisi serius yang memerlukan penanganan segera.

GAGAL jantung memengaruhi lebih dari 10 juta orang Indonesia setiap tahun. BHG menawarkan solusi implan jantung buatan globalnya melalui anak perusahaannya, Indonesia.md.

Kesadaran akan penyakit ini masih rendah, sehingga banyak pasien datang dalam keadaan severe, dengan risiko komplikasi yang tinggi.

Pilihan pengobatan baru untuk pasien gagal jantung dan fraksi ejeksi ventrikel kiri 40% atau lebih, jenis gagal jantung yang umum terjadi, akan tersedia pada akhir tahun 2025.

Copyright @ 2025 Media Group – mediaindonesia. All Rights Reserved

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *